Tuesday, May 21, 2013

Sir Alex Ferguson (5): Tragedi Flying Boot

Tragedi ini menjadi salah satu ukiran terbesar dalam catatan hidup seorang Sir Alex Ferguson selama memimpin Manchester United. Banyak yang mencerca tindakan sang manajer pada 15 Februari 2003 itu tapi tidak banyak yang berani mengkritiknya di depan umum. Kejadian bermula oleh kekalahan United 0-2 dari Arsenal pada babak 16 besar Piala FA 2002/03 di Old Trafford.
Tragedi ini menjadi salah satu goresan terbesar dalam catatan hidup seorang Sir Alex Fergu Sir Alex Ferguson (5): Tragedi Flying Boot
Dua ciri khas Sir Alex Ferguson: hairdyer treatment dan permen karet.
Saat itu David Beckham ialah ikon utama Red Devils yang juga kapten nasional Inggris. Awalnya media hanya tahu sang bintang keluar dari Old Trafford dengan perban melekat di alis kirinya. Tambahan pula wajah Beckham sangat masam. Dia berjalan tergesa-gesa sambil merendeng Victoria Adams dan bayi mereka, Brooklyn. Apa yang telah terjadi? Jelas wartawan mencium ketidakberesan.

Sementara itu di luar, bocoran dan informasi tanggung dari para insider mulai bergentayangan. Berhari-hari perban masih melekat di alis Beckham. Mulai dari wartawan, fotografer, dan paparazzi menguntit Beckham sejak keluar dari pintu rumahnya di Nether Aderley, Chesire, sampai ke Carrington. Saat itu beliau tetap tiba latihan untuk persiapan menghadapi Juventus di Liga Champion.

Mereka juga bertanya-tanya kenapa sang bintang tidak mengenakan topi atau bandana, bahkan kacamata Police yang belakangan menjadi trade-mark-nya. Ia seperti ingin menonjolkan luka di alis kirinya. Ada kesan si bintang iklan Pepsi dan Vodafone ini ingin memojokkan seseorang yang menimbulkan wajah gantengnya jadi ternoda.

Uniknya Beckham tidak mau berkomentar sama sekali di depan jurnalis yang senang mengepungnya. Mereka bertanya to the point, selaras dengan berita yang dipercaya masyarakat. Apa sebenarnya yang terjadi, Becks? Benarkah luka itu akhir perbuatan Sir Alex? Bagaimana itu bisa terjadi? Benar itu akibat sepatu bola yang dilempar ke muka Anda? Please, jelaskan Becksy.

Sementara pengejaran pada sumber resmi klub cuma menuai balasan standar. "Apapun yang terjadi di kamar ganti harus tetap privasi," ujar juru bicara itu. Wartawan terus memburu. Ted Beckham, ayah sang bintang, kena giliran. Tapi sama saja. "Apa yang harus saya katakan? Saat ini saya bahkan seperti Anda. Ingin menerima klarifikasi apa yang telah terjadi," ucap Ted, yang agaknya jujur.

Tragedi ini menjadi salah satu goresan terbesar dalam catatan hidup seorang Sir Alex Fergu Sir Alex Ferguson (5): Tragedi Flying BootGelandang kanan berusia 27 tahun itu diketahui tidak cedera di wajah. Dia diganti Nicky Butt pada menit 83, namun gara-gara cedera kaki. Paparan tabloid paling berani, The Sun, jadi referensi banyak pihak. Fergie memang orang yang melukai wajah ganteng sang pesohor! Becks mampu dua jahitan di alis kirinya dari tim medis klub. 

Apa sebenarnya yang terjadi, bagaimana hal itu mampu terjadi? Selang berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun lalu, kronologis peristiwa masih misteri sehingga fakta bergotong-royong simpang siur. Judul The Flying Boot sudah ditancapkan untuk peristiwa ini. Seperti lazimnya, yang bertebaran justru dramanya. Banyak yang sudah tahu 'hobi' Ferguson yang gemar melempar atau menendang apa saja, mungkin kecuali lemari es, di kamar ganti jikalau timnya kalah.

Untuk masalah ini Sir Alex kena batunya. Tapi, sungguh, dia tak berniat mencederai pemainnya sendiri. Kegemaran buruknya, jikalau ada pemain yang tampil di bawah standar, kali ini menuai getah lengket buat sang manajer. Orang lantas teringat wajah Fergie yang merah menahan murka dikala diinterviu TV selepas kekalahan. Uniknya saat itu SAF marah karena menuduh pemain Arsenal sering diving.

Kasus Celana Dalam

Tapi sifat azasi sepak bola yang condong lebih suka dan lebih banyak mengulas langgar berikut, berikut, lalu berikutnya, lama-usang menimbun cerita "Misteri 15 Februari 2003". "Hal-hal yang muncul di kamar ganti kadang harus disimpan di kamar ganti. Jika setiap bentrok yang saya tahu itu bernilai satu pon, maka saya sudah punya berkilo-kilo yang terjadi," papar Gordon Taylor, CEO PFA (Professional Footballers Association) dikala itu.

Satu-satunya orang yang paling keras mengkritik kelakuan Fergie di ruang ganti, barangkali cuma Tommy Docherty. "Ia harus disiplin menjaga temperamennya. Saya pikir kejadian itu merupakan letupan frustrasi. Fergie yaitu Fergie dikala beliau mengamuk. Itu dianggap hukumnya. Dia yaitu penggertak. Beberapa mungkin orang menerimanya," kata eks manajer Red Devils (1972-77) tersebut.

Tragedi ini menjadi salah satu goresan terbesar dalam catatan hidup seorang Sir Alex Fergu Sir Alex Ferguson (5): Tragedi Flying BootKasus sepatu melayang yang menimpa Beckham nyaris menyeret Fergie ke ruang pengadilan. Victoria segera mengontak Ian Walker, pengacara keluarga dari firma Russel Jones and Walker semoga memeriksa kekerasan fisik dan pelecehan suaminya. "Dari aneka laporan, aku yakin kekerasan itu adalah aksi tidak disengaja meskipun menjadikan kecelakaan," kata Walker, yang sepertinya mengikuti aba-aba Beckham untuk memaafkan saja kelakuan sang bos. "Untunglah itu kecelakaan kecil. Namun demikian kami tetap mengandalkan laporan medis soal perkembangan sobekan kecil di alis. Jika mengganggu kegiatan klien kami, barulah tuntutan akan diajukan," tutup Walker yang kelihatannya berharap semoga masalah ini tidak melebar.

Untungnya, barangkali, di kalangan sepak bola, Sir Alex amat dikenal hebat melempar atau menendang aneka benda di ruang ganti. Sehingga kasus ini pun banyak yang memaklumi. Ini bukan yang pertama. Sewaktu menangani Aberdeen, Furious Fergie pernah menendang sebaki berisi teko dan cangkirnya hingga melayang ke udara saat timnya tertinggal 0-2 hingga istirahat. Saat mendarat lagi di lantai, guci teh itu masih disepaknya lagi sampai tak berbentuk. Hal itu dilakukannya untuk membelokkan enerji negatif, di mana tadinya beliau ingin menampar Gordon Strachan, pemain yang disalahkannya.

Manajer Millwall, Mark McGhee, bekas pemain Aberdeen juga, ikut bersaksi saat Fergie menghajar keranjang yang berisi pakaian kotor di depan anak buahnya yang duduk tekun mendengar kemarahannya. Lucunya, lusinan celana dalam kotor yang melayang tadi mendarat di wajah-wajah penuh ketakutan. "Tidak kelar sampai di situ, alasannya itu gres awal kemarahannya," kata McGhee.

"Tiba-tiba beliau duduk membeku di pojokan. Fergie masih mengomel, mengumpat apa saja, 'kau pikir kamu bermain di mana hah?' sampai baru berhenti pada satu waktu ketika beliau melihat seorang pemain yang dianggapnya heran. 'Hei, kau pungut celana itu dari kepalamu!' bentaknya lalu," terang McGhee lagi. Reputasi seperti ini bukan tidak diketahui oleh seluruh pemain asuhan Fergie.
Tragedi ini menjadi salah satu goresan terbesar dalam catatan hidup seorang Sir Alex Fergu Sir Alex Ferguson (5): Tragedi Flying Boot
Alex Ferguson sewaktu masih menjadi tangan kanan Jock Stein di Aberdeen.
Namun kasus David Beckham memang lain dari biasanya. Untuk pertama kalinya ada yang terluka, dan kebetulan ini seorang ikon terbesar klub saat itu yang juga kapten nasional Inggris. Cerita utuh yang menjadi latar belakang peristiwa itu gres terungkap 10 tahun kemudian, enam bulan sehabis Fergie pensiun! Kapan? Yakni dikala dia me-launching bukunya yang berjudul My Autobiography, Oktober 2013.

Pengakuan Fergie

"Dia berjarak 12 feet (4 meter) dariku. Diantara itu berjejer deretan sepatu baru di lantai. David mengumpat. Aku menoleh ke arahnya, berjalan mendekat, kemudian menendang sepatu yang menghantam sempurna di matanya. Tentu saja beliau langsung bangkit ingin menghampiriku. Pemain lain menghentikan ia. 'Duduk!' kataku. Kau biarkan tim ini kalah. Silakan berargumen sebanyak yang kamu mau," ucap Fergie.

"Selang beberapa hari saya menelponnya untuk menawarkan rekaman video, tapi ia masih enggan mendapatkan kesalahannya. Dia tidak berbicara sepatah kata pun. Tidak sepotong kata pun. Di hari berikutnya dongeng muncul di media massa. Di depan publik, sebuah Alice Band (kiasan dari cerita Alice in the Wonderland) menawarkan luka akhir sepatu itu," tambahnya.

"Itu ialah hari-hari di mana aku bilang pada komisaris bahwa David harus pergi ... David berpikir ia lebih besar dari Alex Ferguson. Tidak diragukan lagi. Aku tak peduli apakah saya seorang Alex Ferguson atau Pete the Plumber (tukang ledeng). Pada dikala itu nama manajer tidak relevan. Otoritas yang paling penting. Anda tak mampu mempunyai pemain yang mau mengambil alih kamar ganti...dan itu yakni lonceng kematian baginya," tutur Sir Alex masih dengan nada sangar.

Tragedi ini menjadi salah satu goresan terbesar dalam catatan hidup seorang Sir Alex Fergu Sir Alex Ferguson (5): Tragedi Flying BootUsut punya usut, Fergie rupanya memang tengah menunggu momentum untuk menyemprot Beckham (28 tahun). Dia sudah lama tersinggung dengan sikap dan disiplin anak asuhnya yang sejak berusia 14 tahun dibina di Carrington. Sumber penyebab berubahnya budpekerti Beckham terjadi di usia 22, setelah beliau berpacaran dengan salah satu penyanyi grup Spice Girls, Victoria Adams (23). Sudah jadi fitrah manusia punya sifat cemburu, merasa disaingi, atau perhatiannya terenggut. Apalagi semua ini menyangkut reputasi tiga orang yang amat populer di seantero jagat.

Kisah kasih Becks dan Vicky bermula pada suatu hari di tahun 1997. Secara naluriah, Posh Spice eksklusif terpincut dengan Beckham usai menonton satu adu di Old Trafford. Pada 4 Juli 1999 mereka resmi menjadi suami-isteri di sebuah kastil di Luttrellstown, Irlandia, di mana Sir Alex tak mau tiba ke kondangannya. Sebenarnya Fergie bukan benci Beckham tapi Victoria Adams, sebab lebih 'sukses' mengubah perilaku anak kesayangannya.

Dikelola apik oleh istrinya, sosok ganteng Beckham bermetamorfosis top selebriti ketimbang bintang sepak bola. Krisis atau friksi identitas pun tak terelakkan lagi mulai dari performa main sampai kesimpang-siuran kontrak iklan eksklusif dan klub. Tapi dasar insting Ferguson itu memang tajam, ada saja faktor pendukung yang seperti 'membenarkan' tindakannya menanamkan kedisiplinan pemain.

Ternyata di kemudian hari diketahui Beckham itu menderita OCD (obsessive compulsive disorder), ialah kepribadian yang cenderung mengharuskan 'apa yang dipikir dan beliau inginkan' menjadi simetris atau berpasangan. Kali ini istrinya sendiri yang bilang. "Apabila melihat ada barisan minuman di kulkas yang ganjil, maka pasti ia akan membuang atau mengeluarkannya, semoga jadi genap."

Hmm, boleh jadi ini mungkin faktor penyebabnya. Beckham mengidamkan punya dua 'pilot' dalam hidupnya. Ingin menyeimbangkan posisi pelatihnya dan istrinya. Atau juga ingin berkarier sebagai pesepak bola kesohor serta selebritis top sekaligus. Uniknya, baik Sir Alex atau Victoria Adams ialah jenis orang yang selalu ingin berkuasa dan menawarkan who's the boss dalam bidangnya. Inilah problem Beckham.

(foto: youtube/mirror/telegraph)

0 comments:

Post a Comment