Friday, May 17, 2013

Sir Alex Ferguson (1): Ksatria 1.500 Tubruk

Setelah hampir 40 tahun berkutat di lingkungan manajemen permainan, dan dengan sangat menakjubkan mampu mengumpulkan total 49 trofi untuk tiga buah klub, pada Rabu 8 Mei 2013, Sir Alexander Chapman Ferguson CBE tiba-tiba menjatuhkan 'bom' yang lumayan mengguncangkan dunia.
 tahun berkutat di lingkungan manajemen permainan Sir Alex Ferguson (1): Ksatria 1.500 Laga
1.500 sabung di United sejak 1986, rekor yang sulit ditiru siapapun di bumi!
Pada hari itu Sir Alex resmi meninggalkan rumput Old Trafford usai Manchester United mengalahkan Swansea City 2-1 di laga sangkar terakhir serta penobatan sang juara, Minggu 12 Mei 2013. "Terima kasih untuk Anda semua yang telah memberi pengalaman paling fantastis buat hidup aku," ujar sang legenda terbesar persepakbolaan Inggris ketika berpidato di tengah lapangan.

"Pensiun ini bukan berarti saya mengakhiri hidup saya dengan klub. Yang niscaya, kini aku bisa menonton mereka ketimbang menderita dengan mereka," candanya yang membuat seisi stadion tertawa. Seperti yang sudah disiapkan jauh-jauh hari, tugas Fergie yang oleh tabloid The Sun dijuluki Good Knight itu akan berpindah ke ruangan direksi di Manchester United.

Kepergian paripurna laki-laki Capricorn ini memang baru terjadi usai langgar United lawan West Bromwich Albion, Minggu, 19 Mei. Namun kabar pensiun mendadak atau perayaan perpisahannya sontak menciptakan mata semua kaum The Lovers berkaca-beling, jadi buah bibir di mana-mana, disikapi kawan dan lawan, hotnews di multiplatform media massa sejagat hingga mempengaruhi saham United di lantai bursa.

Pada hari itu, sebelum dan sehabis pertandingan, publik di The Hawthorns memberi penghormatan atas pengabdian kakek 71 tahun ini. Lebih istimewanya lagi, di tubruk pamungkas isu terkini Premier League 2012/13 itu, Sir Alex menutup karir luar biasanya dengan rekor 1.500 partai di United semenjak 1986, sebuah rekor yang sulit ditiru siapapun di bumi!

Kalau iseng mengandaikan peran opa Fergie, kalikan saja 1.500 berkelahi itu dengan katakanlah, rata-rata 90 menit. Artinya, Fergie telah mencapai 135.000 menit di tepi lapangan bersama United. 135 ribu menit itu senilai 2.250 jam, atau hampir 94 hari, alias tiga bulan lebih nonstop! Ini gres 26 tahun-nya di Red Devils. Belum yang 13 tahun sebelumnya di Skotlandia.
 tahun berkutat di lingkungan manajemen permainan Sir Alex Ferguson (1): Ksatria 1.500 Laga
Membuat keputusan terhebat sekaligus tersulit: mundur di puncak kejayaan.
Manchester United ialah raksasa yang tertidur dikala beliau mengambil alih tongkat estafet Ron Atkinson pada 1986. Klub ini berpuasa gelar liga selama 26 tahun. Awalnya lambat, enam tahun tak berdampak. Tiba-tiba momentum muncul. Raksasa itu mulai terbangun, bahkan mengamuk dan rakus membidik trofi berwarna debu-debu, mendominasi Inggris, lantas memecahkan rekor sang rival Liverpool, dan milestones 20 titel.

Sukses itu melapangkan Manchester United menjadi klub terkaya di dunia hingga berkali-kali, hanya mampu disaingi Real Madrid. Satu kontrak kerjasama dengan Chevrolet pada Agustus 2012, yang nilainya bikin galau, yakni sebesar £357 juta atau setara Rp 5,35 T, menjadi tolok ukur sahih pengaruh kehebatan permainan karya Ferguson di bisnis olah raga.

Dua bulan sebelum ditinggal Sir Alex, pendapatan United di triwulan pertama 2013 dilaporkan mencapai £91,7 juta (Rp1,375 T), meskipun biaya gaji di United meningkat sebesar 25%. Penghasilan dari perusahaan sepak bola raksasa seperti itu niscaya hanya bisa diraih lewat sukses di lapangan; di mana rasa, emosi, serta konten permainan pasti berkategori istimewa.

Inilah letak keunggulan laki-laki ramah tapi cepat naik darah itu. Lebih tak ternilai lagi, di sepanjang rezimnya sejak 6 November 1986, ia menciptakan United punya reputasi bagaimana seharusnya kesejatian sebuah janji, tekad, dan cita-cita berpengaruh itu berlaku di sepak bola, bahkan menjadi pandangan baru tepat dan legitimasi mumpuni buat ilmu manajemen.

Opa dengan 11 cucu ini piawai menentukan dan memilah mana pemain yang berbakat yang penuh otak, atau mana pemain yang bertipe motivator yang sepenuh hati, braveheart. Kemudian, semuanya diramu lewat garis tangan atau sajian yang barangkali sulit dijiplak oleh deretan manajer top kelak. Inilah key success factor Ferguson yang mulai melatih pada usia 32.

Lepas dari keberandalan Rio Ferdinand atas kasus doping, kebengalan Wayne Rooney yang sering mutung, keliaran Eric Cantona dengan tendangan ala Bruce Lee, atau kebrutalan tekel khas Roy Keane; anak dari Alexander Beaton Ferguson dan Elizabeth Hardie ini tetap saja dianggap is the best. Apa rahasianya? Sepele saja: sepak bola bukan permainan perdamaian tapi sebuah peperangan!

Lu Jual Gue Beli
 tahun berkutat di lingkungan manajemen permainan Sir Alex Ferguson (1): Ksatria 1.500 Laga
Roberto Mancini, manajer Manchester City, kebagian hairdryer treatment.
Kebrilyanan Sir Alex menangani deretan komandan terkutuk itu menciptakan dirinya sebagai panglima terhebat sebuah angkatan perang sepak bola paling mumpuni di milenium baru. Belum pernah ada manajer yang diuji superberat seperti beliau. Tidak Jose Mourinho atau Arsene Wenger; bukan pula Pep Guardiola apalagi Roberto Mancini.

Motivator ulung dan dongeng hairdryer treatment akan selalu dikenang orang, alasannya adalah itulah dua kunci keberhasilan Fergie menaklukkan komandannya. Motivasi saja tentu tak cukup, dan mungkin pencapaian terbesar Ferguson saat mengubah perkembangan administrasi permainan itu sendiri ke dalam bentuk mirip sekarang.

Alexander Chapman Ferguson ialah simbol rivalitas paling sengit buat wasit, pemain dan sesama manajer di kancah sepak bola Inggris. Dia lebih sering menang ketimbang kalah berkat keunggulan mind games-nya. Mulai dari Kevin Keegan, Arsene Wenger, Rafael Benitez, hingga Roberto Mancini, pada balasannya tak kuasa melawannya.

Di medan apapun, Ferguson selalu antusias melayani tantangan. Di lapangan hijau kek, di media massa kek, bahkan terkadang di lembaga-forum. Pendek kata, sikapnya seperti ini: lu jual gue beli. Namun bukan berarti dia  tak punya lawan sepadan yang mengganggu dominasinya, bahkan yang sampai menggerogoti kesehatan dan keharmonisan rumah tangganya.

Dua orang itu adalah Arsene Wenger dan Jose Mourinho. Setidaknya lima kali Ferguson terjengkang di liga. Tiga kali oleh Wenger dan dua kali oleh Mourinho. Ketika Wenger meraih gelar dobel di 2002, seketika itu pula suami dari Cathy Holding ini menunda pengunduran diri pertamanya. Hal itu terjadi karena ia paling tidak suka dikalahkan, apalagi oleh rivalnya.
 tahun berkutat di lingkungan manajemen permainan Sir Alex Ferguson (1): Ksatria 1.500 Laga
Piawai memilih, memilah dan "memasak" pemain yang brainer dan braveheart. 
Tuan Alexander bangkit setelah itu, sampai sepuluh tahun lamanya; mengubur Liverpool, mengusir Mou dari Inggris, dan menistakan Wenger atau Rafael Benitez. Bahkan di ketika final pada 2012, saat gelarnya di Stadium of Light dirampas dalam 20 detik saja oleh Mancini di Etihad, maka secepat kilat itu pula ia menunda pengunduran dirinya yang kedua.

Mourinho datang dan besar mendadak lewat kekuatan uang Kamerad Roman Abramovich, yang menciptakan Fergie sakit kepala selama tiga tahun. Ia tak rela karena itu dianggapnya kekalahan yang tidak masuk akal. Sejarah pun mencatat. Mou hanya bertahan tiga tahun di Inggris, sesudah Ferguson menemukan formula untuk menghancurkannya. Sesingkat itu.

Sejak Mou terusir, kondisi Chelsea pun tak pernah stabil. Mereka keranjingan gonta-ganti manajer hingga tujuh kali. Beda dengan Wenger atau Mancini, Fergie justru saling berkepentingan dengan Mourinho usai pertempuran 2004-2007. Formula serupa diarahkan ke Mancini trend ini. Sayang, beliau keburu kehilangan selera, dan memilih kata hatinya.

Pada balasannya, puncak prestasi bantu-membantu pria sosialis yang dikenal jadi simpatisan Partai Buruh itu yakni pengunduran dirinya. Dia mengeksekusi usai memastikan gelar ke-13 pribadinya dan ke-20 buat United, yang dicapainya lewat skuad paling lemah dalam dua puluh tahun rezimnya. Salut atas kemampuan taktis dan manajemennya!

Jika Brian Clough meninggalkan warisan terlalu sedikit yang tragis usai berkuasa sangat usang di Nottingham Forest, sementara Wenger walau kini dalam situasi berbahaya serta ironis di Arsenal namun makin keras kepala; ayah dari Mark serta si kembar Darren dan Jason itu justru menentukan keputusan dan saat paling baik, paling sempurna untuk naik ke level direksi. Mundur di puncak kejayaan!

Masih dengan ketegasannya, juga ketenangannya sambil mengunyah permen karet, kita masih akan melihat tatapan Fergie dari boks direksi di Old Trafford, trend demi trend. Ia telah memberikan 'nirwana' kebanggaan buat Manchester United. Satu-satunya 'neraka pekerjaan' yang diwariskan Ferguson cuma buat penggantinya: David William Moyes.

(foto: telegraph/themag/thereddevil)

0 comments:

Post a Comment