Monday, March 9, 2009

Sejarah Sepak Bola (1): Tsu Chu Dan Homo Ludens Bangsa Cina

Pertanyaan klasik untuk mengorek tabir sejarah paling awal permainan ini ialah kapan dan di mana pada awalnya sepak bola dimainkan. Tapi untuk menemukan kepastiannya, ternyata tak semudah dibandingkan mencari siapa yang pertama-tama memainkannya.

Pertanyaan klasik untuk mengorek tabir sejarah paling awal permainan ini adalah kapan dan  Sejarah Sepak Bola (1): Tsu Chu dan Homo Ludens Bangsa Cina
Kaprikornus bukan kapan dan di mananya, tapi justru siapanya. Ini bottom line sejarah sepak bola. Mazhab yang kini digunakan yaitu dia pertama kali dimainkan di Cina semenjak tahun 2.500 SM. Tepat di ulang tahunnya yang ke 100 tahun, pada 20 Mei 2004, FIFA mengesahkan teori itu semoga tidak jadi kontroversi. Kaprikornus, sebelum para arkeolog menemukan bukti-bukti baru yang lebih berpengaruh, mau tak mau dunia pun harus menurutinya.

Berbekal siapanya itu, plus melihat usia literaturnya itulah Cina berhak mengklaim sebagai bangsa penemu awal sepak bola. Tetap ada argumentasi lain yang mengklaim sebagai penemu sepak bola. Tapi melihat literaturnya kalah tua, dengan sendirinya pribadi gugur. Kumpulan manuskrip dari Cina itu contohnya, otomatis menghapus klaim bangsa Mesir yang konon telah memainkan bola di tahun 1.800 SM.

Memutuskan berapa bantu-membantu usia permainan bola itu jauh lebih sukar dari memilih umur Tyrannosaurus atau Triceratops. Kalau dinosaurus itu ada temuannya berupa fosil, tidak begitu dengan bola. Benda ini, semenjak dari dulu pun, terperinci tak punya struktur besar lengan berkuasa seperti kekuatan tulang yang tidak lekang dimakan waktu. Makanya daripada ribut-ribut terus, ikuti sajalah dulu sementara keputusan FIFA itu.

Lagi pula, siapa berani gugat kehebatan peradaban Cina ribuan tahun silam? Tempat lahirnya kebudayaan, agama, filsafat, sumber ilmu dari percetakan hingga kompas, kuliner hingga mesiu, bisnis hingga perang, kertas hingga roket. Oleh sebabnya ada sebuah hadits yang sampai sekarang masih diperdebatkan kesahihannya, yang menganjurkan insan, demi ilmu, belajarlah pada Cina. "Tuntutlah ilmu walaupun hingga ke negeri Cina," sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadits dhaif.

Nyaris pasti, menemukan permainan dengan bola, atau sekedar menciptakan bola zaman primitif, jadi masalah enteng bagi Cina. Ribuan tahun silam mereka telah menemukan yang 'berat-berat' seperti di atas tadi. Jadi tak heran jikalau ada literatur yang bilang sejak 7.000 tahun silam, bangsa Cina telah memainkan Tsu Chu, sebuah permainan yang jadi buyut moyangnya sepak bola era sekarang.

Jadi ada kemungkinan lahirnya Tsu Chu di Cina menyamai kebudayaan manusia modern. Yang perlu diingat lagi, Cina pada ketika itu masih meliputi wilayah yang kini dihuni Korea, Jepang, dan Vietnam. Menurut Wikipedia, peradaban insan yang tertua di dunia ada di empat wilayah: Mesopotamia, Cina, Mesir, dan Meso-America yang meliputi mulai Meksiko, Honduras, dan Nikaragua.

Di Mesopotamia, yang kini bangkit negara Iraq, manusia modern sudah hidup pada periode 5.300 SM atau 7.000-an tahun silam. Mereka bermasyarakat, berkomunikasi, bertani, berburu, mampu menggambar tapi belum mampu menulis. Di Mesir, di sepanjang sungai Nil pada 3.200 SM telah ada kerajaan yang dipimpin oleh Raja Narmer yang bergelar Firaun 0. Di Amerika Tengah, kebudayaan Archaic dimulai pada 1.800 SM.

Secara biologis, klasifikasi insan ialah Homo Sapiens, sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi untuk berpikir dan berpikir. Sebagai Homo Sapiens, insan punya dua turunan yang menjadi ciri khas hidupnya yakni Homo Faber, mahluk yang bekerja, dan Homo Ludens, mahluk yang bermain. Dua hal yang juga dimiliki oleh hewan.

Konsep permainan di sini harus dipahami sebagai sebuah fenomena budaya, bukan sebagai fungsi biologis. Maka secara kognitif setiap tindakan manusia bahu-membahu didasari oleh permainan. Bisa jadi terminologi bermain sudah dikenal semenjak 30 ribu tahun silam, di mana manusia mulai mampu menyimbolkan sesuatu. Bahkan 200 ribu tahun lalu, saat komunikasi antar manusia pertama kali terjadi!

Penguak Tabir

Dari literatur Profesor Johan Huizinga (1938), sepak bola itu amat akrab dengan peradaban manusia. Dalam pengantar buku Homo Ludens, Cultuur van Oorsprong in het Spel disebutkan "Het spel is ouder dan cultuur, want, zo veel als het begrip cultuur werd onder begrensd door, over, in ieder geval veronderstelt de menselijke samenleving, en dieren zijn niet gewacht voor mensen om gewoon leren hoe te spelen zijn."
Permainan lebih bau tanah dari budaya, sebagaimana halnya dalam batasan konsep budaya, atau setidaknya pada keharusan manusia dalam bermasyarakat. Dan hewan tak menunggu orang untuk mengajarkan bagaimana mesti bermain. Dan hewan bermain-main sebaik orang, sehingga bisa disebutkan bahwa semua karakteristik permainan manusia ada pada permainan yang dilakukan hewan.

Contohnya bergulat, berkelit, menendang, menangkap, melempar, berlari yang menjadi personifikasi sepak bola. Semua agresi ini juga dilakukan bawah umur anjing yang tengah bermain! Bahkan pada bentuk tribalisme dan reaksi primitif, semua itu seringkali juga dilakukan insan dikala berperang. Baik bermain atau berperang, motif insan itu sama, demi mencari kepuasan dan kesenangan.

Jika terus merujuk dari buku ini, di mana hal bermain kesudahannya tak melulu ada di awal peradaban insan modern, tapi mampu mundur jauh lebih primitif lagi. Makanya harus ada pembatasan. Menurut ilmuwan dan sains, evolusi insan sebelum ke Homo Sapiens berturut-turut ialah insan Cro-Magnon, Neanderthal, Manusia Rhodesia, Manusia Solo, Homo Sapiens Awal, dan berujung pada Homo Erectus.

Kesimpulan dari sejarawan dan teoriawan budaya dari Belanda itu bekerjsama sepele, yaitu untuk memahami permainan sebagai faktor budaya kehidupan. 'Let my playing be my learning, and my learning be my playing.' Konteksnya terperinci, kebudayaan insan modern. Bicara kebudayaan berarti harus merujuk pada Cina, bangsa pertama yang punya kebudayaan paling maju dalam sejarah umat insan.

Yang pasti, paparan di atas telah memberikan nuansa dan literatur pembanding sebelum membahas apa itu Tsu Chu, bentuknya, atau bagaimana pertama kali beliau dimainkan. Ini tampaknya lebih penting ketimbang membuka tabir sejarah bola. Ya, bola. Sebuah bentuk yang secara instingtif menarik hati tangan atau kaki untuk melempar atau menyepaknya.

Buku yang pertama kali menguak tabir sejarah sepak bola kuno ialah Zhan Guo Ce, sebuah literatur perihal strategi dalam keadaan berperang (strategies of the warring states). Manuskrip ini diyakini dikemas sekitar masa ketiga hingga pertama masehi. Isi dari Zhan Guo Ce melulu dongeng soal periode penuh peperangan di Cina mulai 476 SM hingga muncul unifikasi di zaman Dinasti Qin (221 SM).

Siapa penulis Zhan Guo Ce hingga sekarang masih jadi perdebatan. Satu-satunya argumen dibuat Zhang Xingcheng (587-10 Oktober 653), kanselir yang lahir pada zaman Kaisar Wen of Sui (541-604). Dia menyampaikan yang menulis Zhan Guo Ce yakni seorang diplomat bernama Su Qin (wafat 284 SM). Dalam kitab Zhan Guo Ce, kata Tsu Chu atau juga cuju terdapat dalam bagian berjudul Qi (negara).

Literatur kedua yang menyebutkan kata 'menendang bola' tiba dari buku berjudul Shiji atau The Records of Grand Historian. Ini sebuah magnum opus dari Sima Qian (135 SM-86 SM), seorang sastrawan hebat berjuluk bapak sejarah Cina. Qian hidup di kala Dinasti Han (202 SM-220) dan menulis Shiji selama 18 tahun (109 SM-91 SM). Dalam Shiji, soal Tsu Chu ditulisnya dalam bab mengenai biografi Su Qin.

Dinasti Han inilah yang dianggap sebagai pemilik sejati Tsu Chu, bapak moyangnya sepak bola modern. Di zaman ini Tsu Chu dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri dari enam orang. Alat yang digunakan adalah sebuah bola kulit yang berisi kumpulan bulu burung dan rambut. Diameter bola ini sekitar 30-40 cm.

Membayangkan cara mainnya amat beda dibandingkan oleh sepak bola era kini. Cara main Tsu Chu di masa ini lebih mirip sepak takraw alasannya adalah menggunakan kaki, dada, pundak dan kepala. Namun tetap ada gawangnya berupa jaring berlubang yang disangkutkan di tiang bambu, mirip keranjang bola basket. Tingginya 10-11 meter ditancapkan di tengah-tengah lahan seluas lapangan bola voli. Tim pemenang ditentukan oleh siapa yang paling banyak memasukan bola ke dalam keranjang.

(foto: mchcityzen, kyleenington.weebly)