Saturday, August 12, 2006

Penyusunan Acara Kompetisi: Banyak Algoritma Yang Digunakan

Pada Kamis 22 Juni 2006, acara lengkap kompetisi Liga Primer Inggris (The English Barclay Premier League) telah dirilis FA. Jadwal itu berisi 380 tubruk yang telah disepakati dan diubahsuaikan untuk 20 klub divisi utama. Agenda penting ini akan berlangsung mulai 19 Agustus 2006 hingga 13 Mei 2007.

Pengumuman tahunan itu dilakukan di Soho Square, London, yang ialah kantor pusat The FA (Football Association). FA ialah organisasi sepak bola tertua sejagat yang punya hak veto terkuat soal sepak bola dunia di samping FIFA dan UEFA. Rilis agenda dihadiri pejabat teras FA, The Premier League Association (operator kompetisi Premier League), dan The Football League Association (operator kompetisi Championship, League One, dan League Two).

Seperti yang sudah-sudah, delegasi Football Supporter Federation (FSF) dan Kepolisian Britania Raya, ikut datang melengkapi. Acara undiandisiarkan pribadi ke seluruh Britania Raya oleh jaringan televisi BSkyB. Hampir semua media massa mengirim perwakilannya termasuk para sponsor, pengiklan, dan partner dan tentunya barisan pemegang hak siar.

Tatkala dunia dan juga Inggris sedang dilanda demam Piala Dunia 2006, keempat organisasi di atas tetap sibuk bekerja untuk mencari titik temu pertandingan demi pertandingan, terutama untuk menggelar duel-duel yang berpotensi menimbulkan konflik, misalnya laga derby (bentrok sekota).

Di bawah koordinasi FA, mereka harus menyepakati dulu jadwal-acara tertentu yang menyangkut aktivitas atau jadwal tim nasional mirip partai-partai persahabatan, penyisihan Piala Eropa 2008, kualifikasi Piala Afrika 2008, Piala Asia 2007, Piala Dunia Antarklub termasuk sabung-laga internasional lainnya. Ini masih ditambah rutinitas reguler sepak bola di Eropa dan domestik mirip Liga Champion, Piala UEFA, Piala Intertoto, Piala FA atau Piala Liga.

Selesai semua? Oh belum, sebab FAPL harus segera mengirim jadwal 'setengah matang' dulu ke 20 klub divisi utama untuk mendapatkan feed-back atau revisi. Waktunya bisa sebelum jadwal resmi diumumkan atau dikala kompetisi sudah berjalan. Di sini terbuka kesempatan bagi klub untuk bernegosiasi hari atau waktu, terutama pada langgar-tabrak midweek.

Hasilnya memang efektif, meski bikin pusing tujuh keliling pihak operator pembuat jadwal dan pemegang hak siar. Mereka harus menyunting lagi hitungan algoritma sebelumnya. Pasalnya koreksian dan penyelarasan bakal mencapai ratusan sabung. Menggeser jam kick-off satu langgar, misalnya, berbuntut panjang ke belakang. Pada hasilnya, pengaruh pemegang rights dan positioning televisi lebih berkuasa dibanding klub atau tim operator jadwal.

Faktor-faktor perubahan acara kerap disebabkan oleh hal-hal di luar dugaan seperti konser musik, akhir hayat tokoh besar, karnaval keagamaan, insiden seni, kongres partai, pemilihan umum hingga sebuah balapan kuda atau kontes anjing berskala besar. Bahkan konten dadakan seperti Breaking News ikut diantisipasi!

Sudah barang tentu big-match di kompetisi La Liga, Serie A, Bundesliga dan sebagainya pasti jadi perhitungan tersendiri. Namun ini lebih mudah diatur. Tapi bila akhir hayat tokoh atau Breaking News yang ditakutkan bisa mengubur gaung kompetisi?

Kemudian setelah dimasukkan untuk dibentuk alternatif dan alokasinya, revisi data yang berisi list and request dari seluruh 92 klub profesional (Premier League, Championship, League One, dan League Two) akan digiling secara otomatis oleh super komputer berbekal software khusus buatan Atos Origin, perusahaan operator pembuat jadwal yang telah menjadi partnership FA selama bertahun-tahun.

Kompilasi diawali dengan memilah klub-klub yang daerahnya berdekatan atau bertetangga di setiap divisi untuk mencegah semoga masing-masing tidak menjadi tuan rumah. Milsanya, amat mustahil Everton dan Liverpool akan menjadi tuan rumah. Begitu juga antara Manchester City dan Manchester United atau Arsenal dan Tottenham Hotspur serta Fulham dan Chelsea. Kompilasi model begini juga dilakukan standar di Liga Utama Eropa lainnya.

Di London, sudah niscaya tekanan difokuskan terutama pada empat klub terbesar: Arsenal, Chelsea, Tottenham Hotspur, dan West Ham United. Namun tempat jajahan Chelsea dan Fulham yang sewilayah juga jadi perhatian. Jarak Stadion Emirates dan White Hart Lane hanya berjarak 4 kilometer.

Di Liverpool, jarak stadion Goodison Park dengan Anfield pun hanya beberapa blok. Untungnya jarak kandang Manchester City dan Manchester United terbilang jauh. Old Trafford berada di luar kota Manchester, sementara City of Manchester Stadium berada di tengah kota.

Kota-kota kecil lain mirip Bolton dan Blackburn serta Newcastle dan Middlebrough punya masalah sama, namun tensi persaingannya tidak seperti klub-klub London, Manchester, dan Liverpool. Khusus di ekspresi dominan ini, pihak kepolisian mampu bernafas lebih lega karena tidak lagi mengawasi kota Birmingham habis-habisan begitu Aston Villa dan Birmingham City dipastikan terpisah karena terdegradasinya The Blues.

Hasil kompilasi lainnya akan menjamin bahwa setiap klub di seluruh divisi mustahil menjadi tuan rumah tiga kali berturut-turut. Namun meski sudah didukung software canggih, FA dan pihak kepolisian tetap dilanda kekhawatiran sebelum kompetisi sudah benar-benar usai. Lintasan kekhawatiran tertinggi mereka ada di era Boxing Day (26 Desember hingga 2 Januari). Maklum di sinilah buruknya kondisi alam, berkurangnya transportasi namun di satu sisi banyak berkumpulnya manusia. Semua itu bisa berpotensi melahirkan bencana.

(foto: talksports)

Tuesday, August 8, 2006

Intrik Jadwal: Teori Konspirasi Mourinho

Kesantunan seseorang tidak dinilai dari perlakuan ia pada temannya, tapi terhadap lawannya. Begitu sebuah pepatah gaya Inggris nan gentleman. Sayangnya tradisi itu agaknya mulai menodai sportivitas dan fairness yang jadi ciri persepak bolaan mereka. Kini bukan zamannya lagi meributkan subyektivitas wasit atau main kayu di bursa transfer sebagai sumber drama atau kecurangan, melainkan satu potensi menakutkan di era depan: skandal acara!

Kesantunan seseorang tidak dinilai dari perlakuan dia pada temannya Intrik Jadwal: Teori Konspirasi Mourinho
Roman Abramovich, Peter Kenyon, Jose Mourinho.
Kamis, 22 Juni 2006, adalah ketika yang paling dinantikan-tunggu oleh semua pelatih, semua manajer, tidak terkecuali pelatih bola terkaya di dunia: Jose Mourinho. Apa alasannya adalah? Dia menanti dengan berdegup dan emosional agenda Chelsea selama setahun ke depan. Di benaknya sudah tertera langkah-langkah apa saja yang harus dilakukannya esok, esok, dan esok sampai simpulan Mei 2007.

Konsentrasinya terkumpul tepat, hingga-hingga beliau sempat kehilangan minat duduk di depan televisi untuk menonton tubruk negaranya melawan Meksiko di Piala Dunia 2006. Ketika gol Maniche Ribeiro dan Simao Sabrosa memenangkan Portugal, emosinya tetap labil. Karena keresahan yang terus menderanya, kesudahannya ia menghubungi bosnya, Peter Kenyon, CEO Chelsea, dan juga salah satu koleganya yang besar lengan berkuasa: Pini Zahavi.

Secara parsial beliau berdiskusi dengan kedua tandem pentingnya untuk mencari secercah kepastian dari penggalan isu yang didapatkannya. Konon besok sore waktu London, dari markas FA di Soho Square, Chelsea akan diuntungkan oleh pengumuman fixtures Premier League 2006/07. 

Mourinho sudah tidak sabar menerima bocoran informasi resminya. "Yang pasti, Jose, jauh lebih baik dari jadwal animo kemudian. Tapi ingat, masih ada David yang lain," demikian suara dari dalam ponselnya. Siapa yang bicara? Pasti salah satu dari kedua kolega pentingnya.

Sebagian sudah bukan diam-diam lagi bahwa tumbangnya David Dein dari bangku wakil presiden FA, sangat menguntungkan Chelsea, dan di satu sisi, sangat merugikan Arsenal. David Dein yaitu ikon Arsenal di badan otoritas sepak bola terbesar dan paling berpengaruh ketiga sejagat sehabis FIFA dan UEFA. Namun David Gill, salah satu owner sekaligus CEO Manchester United, juga bukan tokoh yang disukai kubu The Blues.

Keesokannya, Jumat, 23 Juni 2006, jadwal Premier League demam isu depan diumumkan. Semua media massa memasang tabelnya dan memberitakan dengan versi dan persepsi masing-masing. Di sebuah rumah di London Barat, Mourinho juga sedang merincinya satu per satu, pekan demi pekan.

Aha, adu awal dan tamat Chelsea akan berakhir di Stamford Bridge. Start 20 Agustus 2006 dan finis 13 Mei 2007. Itu saja telah membahagiakannya. Saat diteliti, pekan perdana vs Manchester City dan pekan terakhir lawan Everton. Mou juga puas melihat akurasi ucapan temannya kemarin. Jadwal Chelsea memang lebih baik dibanding musim kemudian.

Buat yang rada awam soal betapa berpengaruhnya jadwal liga buat klub-klub top, papan atas, dimohon untuk menyimak juga jadwal enam matchday Liga Champion, September hingga Desember. Andai diantara itu jadwal mereka di Premier League amat 'akrab' dalam arti hanya bertemu lawan-lawan yang ringan, atau bisa juga menjadi tuan rumah, maka hal itu disebut sebagai benefit.

Buat klub-klub Big Four, yang jadi wakil Inggris di Liga Champion, bukan diam-diam lagi jika periode September-Desember ialah titik krusial pertama. Mereka paling sensitif, paling berkepentingan, paling peduli dengan rilis jadwal liga yang gres. Titik krusial berikutnya ada di periode Maret-Mei. Karena tamat Desember dan Januari dipenuhi Boxing Day dan juga arenanya Piala FA, maka berarti motif awal Mourinho sudah terjawab.

Kubu Chelsea sadar kaki tangan mereka di FA tidak kokoh. Kenyon yaitu seorang profesional dan oportunis sejati. Dia bukanlah birokrat ulung mirip dua David; Dein (Arsenal) dan Gill (Manchester United). Di tangan Kenyon, motif Chelsea sederhana: ia menjalankan arahan Roman Abramovich, yang meminta Chelsea sukses selama mungkin di Liga Champion jikalau ingin menangguk uang yang banyak dari tiket, TV, dan sponsor.

Kubu Chelsea juga tahu, motif mereka sudah dilakukan Arsenal, Liverpool, dan Manchester United bertahun-tahun. Apa buktinya? Kelanggengan ketiganya sebagai anggota Big Four lebih lama dibanding 17 klub lainnya. Satu hal lagi, dengan cara demikianlah, reputasi mereka masuk sebagai barisan klub terkaya di dunia mampu terjamin, juga tercapainya raihan prestasi. Semuanya harus diawali sempurna oleh perhitungan agenda pertandingan.

Setelah berpeluh ria berjuang di pentas Eropa, mengangkasa ratusan kilometer, beberapa bahkan ribuan kilometer, menghadapi teror mental di tanah seberang, sulit bagi pemain sekelas Thierry Henry atau manajer sekelas Arsene Wenger pun untuk mengembalikan vitalitas jiwa dan raga pasukannya, dua atau tiga hari lalu di sangkar lawan-lawan mereka di liga domestik. Ini realita yang sulit dihindari, tapi masih mampu diminimalisir.

Sekarang roda nasib berputar. Dari enam adu domestik, The Blues kepagian empat partai kandang dan dua adu tandang. Bandingkan dengan animo kemudian, di mana cuma sekali kandang tapi lima kali tandang. Buat para analis, terlebih lagi bursa taruhan, lewat agenda baru Premier League ini mereka berani ketok palu bahwa potensi Chelsea untuk mencetak hattrick, menjuarai Liga Inggris tiga kali secara beruntun amat besar.

Kerja Keras Gill
David Gill, Roy Keane, dan Alex Ferguson.
Yakinlah bahwa pesaing terbesar Chelsea di demam isu ini yaitu Manchester United. Alasannya? Sepele. Jika animo kemudian rekornya di kurun September-Desember tiga kali home dan tiga kali away, pada trend ini komposisi pasukan Sir Alex Ferguson sangat fantastis. Rekor sabung Red Devils di tiga bulan pertama Premier League ialah enam kali bermain di kandang seusai tampil di Liga Champion, alias selalu main di Old Trafford! Thanks berat atas kerja keras David Gill.

Nasib tragis dialami Arsenal, seiring sejalan dengan terdepaknya David Dein dari salah satu dingklik pimpinan di FA yang telah dijabatnya sejak tahun 2000. Kans The Gunners di kompetisi lokal terancam babak belur lantaran harus tampil di kandang lawan, enam kali berturut-turut, usai sabung Liga Champion! Meski belum niscaya alasannya harus mengikuti playoff ke putaran 32 besar, tapi perjalanan Arsenal sudah bisa diraba tingkat carut-marutnya.

Sebagian media mengulas tajam, inilah bentuk balas dendam mereka yang pernah dirugikan oleh imbas Dein di FA. Namun Chelsea belum boleh lega dengan acara gres liga. Pasalnya ada pihak yang sangat diuntungkan, dan Anda tahu itu siapa. Apalagi cibiran nyelekit khas Mou perihal agenda miring yang menguntungkan United niscaya sulit mencari timing yang sempurna diucapkan. Maklum, apa sudah siap ia meladeni sosok godfather Sir Alex?

Rotasi kursi Dein ke Gill pada 2 Juni 2006, ternyata cuma memindahkan dilema. Ibaratnya keluar kantung kiri, masuk kantung kanan. Lepas dari mulut singa, masuk ke ekspresi buaya. Atau, apalah. Komisi Jadwal Premier League, yang membuat, memutar, dan bertanggung jawab kompetisi andalan FA itu masih diketuai oleh Sir David Richards dengan tiga wakilnya: Philip Gartside (Bolton Wanderers), Rob Coar (Blackburn Rovers), dan, ini yang jadi buah bibir: David Gill (Manchester United).

Melihat komposisi di atas, rasanya satu kaki Ferguson sudah menginjak kesuksesan musim 2006/07. Uniknya, atau anehnya, hanya Liverpool yang bertahun-tahun seperti tidak pernah mau peduli pada kolusi model begitu. Naif atau tidak sadar begitu tipis bedanya.

Pada kesudahannya orang berhipotesa, apakah drama semacam ini yang menciptakan The Reds berpuasa gelar juara Liga Inggris hingga 16 tahun? Ini ironis, alasannya adalah satu-satunya klub Big Four yang belum pernah menjamah trofi Premier League semenjak awal yakni Liverpool.

Ketika tiba di Inggris pada 2004, Mourinho sudah mencicipi fenomena ganjil ini. Liverpool tipikal klub Inggris sejati, dalam arti tidak metropolis mirip kebanyakan klub-klub dari dua kota terbesar di England, London dan Manchester. Kultur Liverpool lebih orisinal namun primordial, amat kedaerahan.

Lihat saja cara pendukungnya mengungkapkan verbal dan emosinya di Anfield, entah saat bernyanyi atau mengibarkan ratusan bendera. Dia sadar dan paham, klub ini sulit diutak-atik reputasi dan identitasnya. Lain halnya dengan Arsenal yang sekota, atau United meski sekali lagi, harus menunggu waktu yang sempurna. Lagi pula, Mou tidak pernah terasa terganggu oleh keberadaan Liverpool. Toh, manajer mereka saja bukanlah legenda hidup atau mapan habis seperti Wenger atau Ferguson.

Di luar sentra kekuasaan, masyarakat mulai berhitung peluang klub masing-masing setelah melihat acara baru. Kelompok suporter sibuk menelaah kemungkinan adanya konspirasi. Namun sebagian media massa berani berpendapat yang bikin klub-klub gerah, dan pejabat FA kolam kebakaran jenggot. Di ekspresi dominan ketiganya di Premier League, Mourinho makin mesem-mesem melihat konspirasi. Namun di satu sisi, ia juga berpikir bagaimana cara memanfaatkannya.

Sebagai seorang Aquarius, Mourinho memang bahagia melaksanakan kegiatan eksklusif dan ekstra yang bernuansa rehabilitasi. Perasaannya dikenal tajam untuk menilai drama kehidupan, senang bicara banyak, jika perlu hingga sarkastis demi membela objektivitas yang tidak lazim. Dia bisa dan biasa menghabiskan waktu memikirkan hal-hal yang berbau konspirasi, bahkan metafisis, dengan perasaan subyektif yang kental.

Beberapa pekan sebelum jadwal gres liga keluar, dia diberitakan menatap bola kristal di rumahnya untuk meneropong nasib Chelsea berbekal jadwal Liga Primer dan agenda Liga Champion! Setelah diyakini melihat jalan jelas, ritual pria 43 tahun ini tiada lain mengenyampingkan berbagai reaksi dan lebih memilih memotong rambutnya untuk membuang simpanan energinya. "Saya sudah siap berperang. Lihatlah rambut saya kini," sergahnya dengan nada bercanda.

Setan dan Malaikat
Kesantunan seseorang tidak dinilai dari perlakuan dia pada temannya Intrik Jadwal: Teori Konspirasi Mourinho
David Dein, Thierry Henry, dan Arsene Wenger. 
Sosok Mourinho memang fenomenal. Lewat mulutnya-lah rakyat Inggris mirip disadarkan dari pembiusan total oknum-oknum FA selama lebih separo dekade pada konspirasi dan skandal jadwal. Ilmu terbaru yang didapat yakni orang kini sadar bahwa jadwal idaman yakni syarat mutlak menjadi juara Premier League. Selain itu ia juga berguna untuk keuntungan bisnis dan menjaga kejayaan. Bukan agenda sembarang agenda, tapi acara yang kental hasil persekongkolan.

Ingat kejadian sebelumnya. Juli 2005, beberapa hari usai agenda 2005/06 dimaklumatkan, datang-datang Mourinho menyerang Dein, CEO Arsenal dan Wakil Presiden FA. "Dia yaitu gembong di rahasia atas acara yang merugikan Chelsea. Orang yang menggerakan roda operasional klub, sebaiknya tidak bekerja di FA. Klub ialah klub, FA ialah FA," serangnya serampangan dan cenderung tendensius.

Lalu pengecap tajamnya makin menusuk dengan pernyataan, "Saya tak habis pikir diperlakukan amat jelek seperti setan, sedangkan Tuan Wenger dan Tuan David Dein dilayani seperti malaikat!" Awalnya Mourinho menyoroti tidak wajarnya acara Chelsea selama September-Desember yang bikin timnya harus away lima kali keliling Inggris setiap habis berlaga di Liga Champion. Selebihnya dia 'mengadili' Arsenal. Katanya, klub ini kebalikannya Chelsea. Selalu menjadi tuan rumah di Premier League dan tampil di hari Minggu, bukannya Sabtu seperti Chelsea.

"Saya bukanlah orang yang paling arif di dunia, tetapi tidak terlalu udik untuk melihat keanehan ini, atau untuk memahami apa saja yang terjadi sejak aku datang ke Inggris. Apakah kalian para wartawan tidak mau mengungkap ketaknormalan ini? Atau justru seorang Jose Mourinho yang tampak ajaib alasannya adalah berani mengatakannya? Faktanya sudah ada, terserah Anda untuk menafsirkannya."

Namun akal Mou jadi kacau balau dilihat orang, sebab ia tidak punya nyali menyerang Gartside atau Coar, apalagi David Gill, yang semuanya menjadi eksekutif di klub masing-masing. Telenovela jadwal Premier League sesungguhnya sudah seru tahun lalu alasannya adalah Fergie sempat mengamini teori Mourinho.

"Dia benar. Anda lihat agenda Arsenal setelah Liga Champion selama ini. Selama tujuh tahun aku berteriak sendirian, dan tak seorang pun mendengarkannya," ucap Sir Alex waktu itu. Musim ini, sehabis David Gill menggusur David Dein, dan terperinci-terang United eksklusif mendapat benefit dari rotasi itu, Ferguson langsung cep, kalem.

Menurut lembaga riset Philip Cornwall, keuntungan klub-klub besar pada agenda yang bisa dibikin cincay itu di atas 50 persen. Selama tujuh tahun, Arsenal dari total 64 tubruk meraih 34 berkelahi kandang dan 30 sabung tandang. Tingkat kesuksesannya mencapai 53 persen. Sementara Manchester United dari total 87 sabung menerima 47 adu sangkar dan 40 berkelahi tandang dengan kesuksesan 54 persen. Ada pun Chelsea dari total 40 berkelahi, 22 adu sangkar dan 18 tandang, level suksesnya malah 55 persen! Lho!?

Pasti Mourinho tidak membaca data dari Phillip Cornwall. Tingkat sukses Chelsea malah lebih besar, dan lagi pula perbandingan sangkar-tandang ketiga klub selama tujuh tahun tak begitu signifikan. Ibaratnya cuma berbekal dari sebuah warung, Mourinho menembak sana-sini kolam mitraliur bereaksi melihat Chelsea dirugikan. Wah cenayangnya salah nih, dan Anda berbicara kepagian, Bung!

Ah, sudahlah. Selalu ada pesan tersirat di balik setiap peristiwa. Ambil positifnya. Polemik agenda yang diselubungi konspirasi dan skandal itu 'kan justru bikin Premier League jadi diperhatikan orang. Mou malahan berjasa. Barangkali benar di secuil sisi. Namun imbas jangka panjangnya bisa berbahaya. Ingat bagaimana reputasi Serie A jatuh ke titik nadir balasan kebanyakan drama.

Ciri khas, kultur, dan tradisi sepak bola Inggris, ialah menghormati lawan untuk memberikan harga dirinya mesti dipertahankan. Itulah perilaku gentleman sejati. Kesantunan seseorang tidak dinilai dari perlakuan beliau pada temannya, tapi terhadap lawannya. Bukan begitu kata pepatah mereka?

JADWAL BIG FOUR YANG DIPERSOALKAN JOSE MOURINHO


MUSIM 2005/06
MUSIM 2006/07
Liga Champion Matchday 1(13/14 Sep)
Liga Champion Matchday 1 (12/13 Sep)
Premier League
Premier League
Charlton vs CHELSEA (17/9)
CHELSEA vs LIVERPOOL (17/9)
LIVERPOOL vs MANCHESTER UTD (18/9)
MANCHESTER UTD vs ARSENAL (18/9)
ARSENAL vs Everton (19/9)

Liga Champion Matchday 2 (27/28 Sep)
Liga Champion Matchday 2 (26/27 Sep)
Premier League
Premier League
Fulham vs MANCHESTER UTD (1/10)
Bolton vs LIVERPOOL (30/9)
ARSENAL vs Brimingham (2/10)
Charlton vs ARSENAL (30/9)
LIVERPOOL vs CHELSEA (2/10)
CHELSEA vs Aston Villa (30/9)

MANCHESTER UTD vs Newcastle Utd (30/9)
Liga Champion Matchday 3 (18/19 Okt)
Liga Champion Matchday 3 (17/18 Sep)
Premier League
Premier League
Fulham vs LIVERPOOL (22/10)
CHELSEA vs Portsmouth (21/10)
ARSENAL vs Manchester City (22/10)
MANCHESTER UTD vs LIVERPOOL (21/10)
MANCHESTER UTD vs Tottenham (22/10)
Reading vs ARSENAL (21/10)
Everton vs CHELSEA (23/10)

Liga Champion Matchday 4 (1/2 Nov)
Liga Champion Matchday 4 (31 Okt/1 Nov)
Premier League
Premier League
Aston Villa vs LIVERPOOL (5/11)
LIVERPOOL vs Reading (4/11)
ARSENAL vs Sunderland (5/11)
MANCHESTER UTD vs Portsmouth (4/11)
MANCHESTER UTD vs CHELSEA (6/11)
West Ham vs ARSENAL (4/11)

Tottenham vs CHELSEA (4/11)
Liga Champion Matchday 5 (22/23 Nov)
Liga Champion Matchday 5 (21/22 Nov)
Premier League
Premier League
ARSENAL vs Blackburn (26/11)
LIVERPOOL vs Manchester City (25/11)
Portsmouth vs CHELSEA (26/11)
Bolton vs ARSENAL (25/11)
Manchester City vs LIVERPOOL (26/11)
MANCHESTER UTD vs CHELSEA (25/11)
West Ham vs MANCHESTER UTD (27/11)

Liga Champion Matchday 6 (6/7 Des)
Liga Champion Matchday 6 (5/6 Des)
Premier League
Premier League
Newcastle United vs ARSENAL (10/12)
MANCHESTER UTD vs Manchester City (9/12)
LIVERPOOL vs Middlesbrough (10/12)
LIVERPOOL vs Fulham (9/12)
CHELSEA vs Wigan (10/12)
CHELSEA vs ARSENAL (9/12)
MANCHESTER UTD vs Everton (11/12)


(foto: skysports/guardian/thesun)