Saturday, February 19, 2005

Formula 1 Dan Football (3-Habis): Ikon Bisnis Olah Raga

Waktu Michael Schumacher mendermakan uangnya US$ 10 juta untuk korban tragedi tsunami di Aceh, sah-sah saja banyak kalangan terhenyak. Luar biasa dermawannya orang ini. Pasalnya, orang terkaya nomor satu di dunia saja, Bill Gates, 'cuma' menyumbang US$ 3 juta. Lalu 20 klub Premiership, yang di dalamnya terdapat barisan klub terkaya di dunia, jauh di bawah itu, totalnya 'hanya' US$1,92 juta.
Waktu Michael Schumacher mendermakan uangnya US Formula 1 dan Football (3-habis): Ikon Bisnis Olah Raga
Pele dan Schumi, siapa yang tak kenal dua ikon sports ini?
Sumbangan Schumi, yang jikalau dikurs mendekati Rp 100 milyar, adalah 1/8 dari total penghasilannya yang diraihnya secara bersih dan sportif, yang didapat dari kerja keras sambil menyabung nyawa, bukan dari hasil korupsi seperti pebisnis dan penguasa bermental keparat.

Juara dunia 7 kali Formula One itu ialah atlit kedua, sesudah pegolf AS, Tiger Woods, yang berpenghasilan terbesar di dunia versi majalah Forbes yang dilansir medio 2004. Schumi hanya kalah US$ 300 ribu, namun sudah bikin lebih banyak didominasi rakyat AS terbelalak karena lebih kaya dari bintang football kenamaan Peyton Manning serta maestro bola basket Michael Jordan, yang sangat mereka banggakan itu.

Apalagi menurut Motor Trend, Schumi yakni orang ke-12 di dunia yang akan menciptakan dunia otomotif secara sport ataupun industri semarak di 2005. Dari 50 besar power list rank majalah beroplah 1,1 juta eksemplar dan tingkat readership-nya 7 jutaan itu, penggemar Michael Jackson dan Tina Turner itu mengatasi orang-orang top otomotif dunia.

Salah satunya ialah CEO Nascar, Brian France, di urutan 41, kemudian Richard Parry-Jones (wakil presiden Ford Motor Company Group, 45). Bahkan Bernie Ecclestone, CEO F1, juga Jean Todt, eksekutif tim Scuderia-Ferrari, ada di posisi 20 dan 23. Takeo Fukui, CEO Honda Motors Ltd., di 18. Spektakulernya lagi, Schumi juga membawahi dua pentolan General Motors (GM), Gary Cowger, presiden sekaligus wapres dan membawahi divisi Amerika Utara (14) serta Carl Peter Forster, Presiden GM Eropa (31). 

Waktu Michael Schumacher mendermakan uangnya US Formula 1 dan Football (3-habis): Ikon Bisnis Olah Raga
Lukas Podolski dan Schumi, sesama Jerman.
Tapi jangan bertendensi lain mengingat kontribusi yang diberikan GM untuk korban tsunami sebesar US$ 1 juta. Schumi berandil besar atas terciptanya rekor fantastis, 57,7 miliar orang yang menonton F1 selama 1999. BBC menabalkannya sebagai The Planet's Most Watched Person. Kalau begitu memang alangkah dahsyatnya feed-back diberikan dari Formula 1.

Hubungan Bisnis

Orang boleh terheran-heran, tapi benarkah F1 paling gemerlap di antara olah raga lain? Di Eropa, bisa jadi, alasannya adalah di sanalah lahan tersuburnya. Dunia balapan memang selalu bersaing dengan cabang lain soal uang. Sepak bola, tinju profesional, tenis, golf atau reli.

Di Britania, salah satu tempat paling kondusif sports professionality, selain pesepak bola, atau pegolf, para pembalap juga berjaya. David Coulhardt dan Jenson Button, selalu masuk daftar teratas dan bersaing dengan David Beckham, Tim Henman, Nick Faldo, juga Lennox Lewis atau Nasim Hamid.

Pereli Colin McRae, Richard Burns serta pembalap kart Dario Franchitti, ialah juga pelanggan tetap pay list horribilis. Malahan alumnus Formula One, Eddie Irvine, posisinya masih terhormat. Pada 2002, eks pembalap Ferrari ini berada di bawah Beckham, ikon sports-celebrity sejagat.

Saking hebohnya, The Sunday Times pernah membuat headline berjudul: "How Beckham beat the Queen?" Soalnya, gelandang kanan Manchester United ketika itu berpenghasilan £ 15,5 juta setahun, sementara Ratu Elizabeth II £ 15,2 juta! Walhasil, euforia Becks-mania pun melanda dunia.

Rumahnya disebut istana "Beckhingham' menyindir Buckhingham Palace, fenomenanya menerpa industri apa saja dan menciptakan United melahap global marketing olah raga. Dan demi tak melawan arus atau menentang opini publik serta menjaga suasana di tubuh timnya, pelatih Sven-Goran Eriksson menunjuk Beckham sebagai The New Heart of Lion alias kapten gres tim nasional Inggris di World Cup.

Waktu Michael Schumacher mendermakan uangnya US Formula 1 dan Football (3-habis): Ikon Bisnis Olah Raga
Becks dan Schumi. Punya hobi sama.
Hubungan Beckham dengan Schumi, terperinci, lebih dulu di setting bisnis. Siapapun di belakangnya, modalnya lantaran wajah keduanya yang dikenal di mana-mana, bahkan dua jam selepas beraksi di stadion atau sirkuit yang dipelototi 300-400 juta penghuni dunia tiap pekannya.

Hari ke hari, minggu ke ahad, bulan ke bulan, rasanya mustahil orang lupa pada wajah ganteng tapi kerap berubah-ubah dan yang sering ditutupi helm itu. Di Cina, negeri semilyar insan, cuma ada tiga atlit lokal yang bisa menyaingi popularitas Beckham, Ronaldo, Zinedine Zidane dan Schumacher, ialah Yao Ming, Li Ning, atau Fan Zhi Yi! 

Padahal keduanya beda sifat. Schumi yakni raja yang gemar memberi, penuh sosialita, terbuka dan hidup sederhana untuk ukuran seorang King of F1. Di tengah kesibukan, ia masih menjadi salah satu duta besar PBB. 

Kepentingan Abadi

Sedang Beckham dikenal tertutup, berdarah metroseksual, dan hidupnya cenderung hedonis. Namun persamaannya juga ada. Keduanya bermental juara dan sama-sama seorang suami dan ayah yang ideal. Tanpa harus membandingkan perangai istri masing-masing, Corinna dan Victoria, walhasil kunci sukses mereka tampaknya adalah keharmonisan keluarga.

Michael acapkali tiba ke Old Trafford, atau berlatih olah raga kesukaannya itu dengan para pemain United. Begitu pun Becks. Pada 2002, ia pernah memimpin delegasi bintang Red Devils ke Maranello, markas besar tim Scuderia-Ferrari. Kabarnya gara-gara Becks terobsesi dengan mobil Ferrari Modena 360. Di sirkuit milik Ferrari di kota Fiorano, dia juga mencoba kendaraan beroda empat F-2002 di bawah kode langsung Schumi.

Waktu Michael Schumacher mendermakan uangnya US Formula 1 dan Football (3-habis): Ikon Bisnis Olah Raga
Kaka dan Clarence Seedorf menguntit Schumi.
Schumi jarang mengeluh atau kesal, bahkan saat didera kegagalan, goresan, atau mobilnya yang bermasalah waktu balapan. Sekali waktu, beliau pernah cedera lutut, yang celakanya terjadi sesaat ingin berlatih dengan Beckham di daerah latihan United, Carrington. Reaksi Schumi terang. Bukan main terpukulnya. "Amat kecewa. Telah usang saya menanti, namun kata dokter jikalau nekat, lutut saya tambah parah," katanya. Schumi amat menggilai sepak bola sampai-sampai dia masuk klub 'tarkam' dan ikut kompetisi di kediamannya di Swiss.

Siapa yang ada mengorkestrai sensasi waktu itu? Anda benar. Vodafone. Tingkat exsposure perusahaan telkom asal Inggris ini terang kian menyala dengan menggandeng bareng Ferrari dan Manchester United, yang sama-sama merah, sesuai dengan rona merah menyala Vodafone. Keduanya juga punya Schumi dan Becks yang lagi-lagi berkostum merah.

Kocek yang dirogoh Vodafone untuk dua jargon tim dan dua ikon paten ini, hampir berjumlah US$ 200 juta. Tepatnya, 150 juta untuk Ferrari selama empat tahun, yang akan habis selesai 2006, serta sisanya 50 juta untuk mensponsori United. Sekali dayung, dua pulau terlampaui, mungkin prinsip Vodafone waktu itu. Dua maskot ada di bawah satu bendera.

"Beckham dan Schumacher ialah dua bintang olah raga paling populer di dunia. Amat fantastik memberi mereka kesempatan saling mencicipi kariernya. Kami selalu berusaha mengembangkan pemasaran dengan cara yang paling menarik," kata pernyataan resmi Vodafone waktu itu.

Ada pepatah populer yang bilang bahwa tiada persahabatan yang awet selain kepentingan. Schumi dan Becks menyadari hal ini. Meski Beckham kini di Real Madrid dan kontra secara bisnis, nyatanya mereka tetap berteman dan bersepak bola-ria. Mereka kini justru membaliknya, tiada kepentingan yang kekal selain persahabatan.

Top 10 Sportsman Earn 2004


01. TIGER WOODS                 Golf           $80.3  02. MICHAEL SCHUMACHER          Formula 1      $80.0  03. PEYTON MANNING              Football       $42.0  04. MICHAEL JORDAN              Bola Basket    $35.0  05. SHAQUILLE O'NEAL            Bola Basket    $31.9  06. KEVIN GARNETT               Bola Basket    $29.7  07. ANDRE AGASSI                Tenis          $28.2  08. DAVID BECKHAM               Sepak Bola     $28.0  09. ALEX RODRIGUEZ              Bisbol         $26.2  10. KOBE BRYANT                 Bola Basket    $26.1
 * dalam juta dolar, sumber: Forbes

(foto: telegraph/motorsport/chinadaily/fumanchuesportes)

Formula 1 Dan Football (2): Show Me The Money!

Di Inggris, Frank Lampard dan Sol Campbell dibayar £100 ribu (Rp 1,7 milyar) sepekan atau sekitar £5,2 juta (Rp 85 milyar) setahun. Sedangkan honor dua pembalap top Britania, Jenson Button dan David Coulthard, masing-masing sekitar £5,5 juta (Rp 94 milyar) pertahun.

 Frank Lampard dan Sol Campbell dibayar  Formula 1 dan Football (2): Show Me The Money!
Bernie dan Arsene Wenger, sama-sama jago lihat duit.
Sementara itu, rata-rata gaji guru di Inggris yakni £20 ribu (Rp 340 juta) setahun. Ini berarti, pesepak bola dan pembalap punya nilai ekonomis 260-275 kali dari seorang guru. Kisarannya tentu jauh melambung lagi kalau komparasi sampai ke dua figur olah raga terbesar di dunia, Michael Schumacher (sekitar £20 juta) dan David Beckham (£6,5 juta). Mana yang penting buat anda? Atau iseng-iseng, tanyakanlah pada anak Anda, mana yang lebih dipilih. Menjadi bapak-ibu guru, Schumacher, atau ingin mirip Beckham?

Analogi ini barangkali keterlaluan, sangat dramatis. Tapi faktanya, dari alasan itulah, mungkin, yang membuat puluhan juta bawah umur dan dewasa di Inggris 'berusaha' ingin seperti Schumacher dan Beckham. Lebih dari mimpi atau hasrat. Apapun akan dilakukan. Dunia bisnis pun menggeliat liar. Ini pasar besar, ini peluang, ini tantangan, dan ini kekuasaan. Mari kita bicara bisnis!

Kecuali di AS dan Kanada, sepak bola dan Formula 1 memang menjadi dua penguasa dunia olah raga berdasarkan jumlah audience dan tetek-bengek bisnis di sekitarnya mulai dari advertising, sponsor, promosi, marketing secara global. Popularitas adalah kata kunci.

Globalisasi F1 dimulai saat 120-200 ribu orang menjejali grandstand tiap Grand Prix digelar. Lalu kalikan angka ini dengan 18 seri per-tahun mulai Maret hingga Oktober. Atraksi tak hanya dinikmati di dalam sirkuit. Ia melebar ke mana-mana. Minimal 100-an juta penonton loyal yang memelototi TV di 150 negara. Tak heran jikalau secara global, tiap tahun F1 meraup penghasilan higienis $2 milyar AS atau senilai Rp 19 trilyun, yang dominan diraih dari hak siar TV dan iklan. Ini di luar hitung-hitungan yang diraih setiap tim dan masing-masing pembalap.

Kaprikornus bukan problem apabila di tiap musim Ferrari menggelontor bujet sekitar $300 juta AS (Rp 2,85 trilyun). Yang akan diraih lebih dari itu. Saking prospektifnya, F1 juga telah dijamin komersialisasinya 105 tahun ke depan, sampai 31 Desember 2110, usai penekenan kontrak rights sebesar $360 juta AS (Rp 3,4 trilyun) pada Mei 2004.

Perlawanan AS

Sementara itu sepak bola juga makin mengukuhkan diri sebagai tambang uang dunia. Modalnya ialah jumlah audience tahunan di TV yang mencapai 4 milyar orang. Menurut FIFA, sepak bola setidaknya dimainkan oleh 1 milyar orang di seluruh dunia. Terdiri dari 250 juta pemain aktif, termasuk 40 juta-nya perempuan dan 80%-nya orang muda. Dari jumlah itu, cuma 0,2 % diisi oleh pemain profesional.
 Frank Lampard dan Sol Campbell dibayar  Formula 1 dan Football (2): Show Me The Money!
Ronaldo dan Button, berhubungan demi kejayaan glamor.
Uang yang mengalir di sepak bola juga sungguh 'mengerikan'. Kontrak tiga tahun untuk hak siar English Premier League saja mencapai $ 2,4 milyar dolar AS atau mendekati angka Rp 24 trilyun! Tinggal AS, satu-satunya wilayah yang belum ditaklukkan F1. Tak heran bila mulai musim 2005, Bernie sekarang memakai jasa DIC Entertainment dan Wasserman Media Group (WMG), konsultan manajemen dan marketing terkemuka yang bergerak di bidang olah raga dan hiburan.

Kedua perusahaan ini dikenal punya koneksi dengan CBS, jaringan pemegang hak siar olah raga di AS. Hasilnya, mulai 24 April, ratusan juta orang di AS bisa menikmati F1 setidaknya untuk empat seri, sejak San Marino, Catalunya, Montreal, dan Nurburgring.

WMG, yang berkantor pusat di Los Angeles, biasa bergaul dengan atlit dan pemusik, mulai dari superstar Travis Pastrana hingga grup musik Coldplay. Dua pihak yang terakhir kali jasa menggunakan WMG adalah Emirate Airlines dan Arsenal tatkala melakukan kontrak naming rights sebesar $180 juta dolar AS. Pelanggan setia WMG lainnya ialah Juventus.

Sedangkan DIC, berbasis di California, yaitu penguasa hiburan kartun. Produk-produk mereka antara lain Inspector Gadget, Strawberry Shortcake, Sabrina, Madeline, Liberty's Kids, Where On Earth Is Carmen Sandiego?, Sonic The Hedgehog, Super Mario Bros dan Care Bears.

Soal olah raga AS memang sulit dikalahkan, cenderung superlatif. Paul McCartney, legenda hidup The Beatles, bahkan terang-terangan bilang, "Tak ada yang sebesar Super Bowl". Putaran akhir National Football League (NFL) alias 'sepak bola Amerika' ini ialah magnet uang paling global. Bayangkan, tarif iklan selama 30 detiknya saja $2,4 juta AS atau sekitar Rp 22,8 milyar. Jumlah ini bahkan empat kali lebih mahal dibanding akhir Liga Champion sekalipun!

Di sepak bola, rata-rata tarif iklan spot 30 detik di ITV ketika Liga Champion cuma sebesar $188 ribu atau Rp 1,7 milyar. "Tapi mampu lebih mahal tiga kali lipat jikalau yang main Manchester United atau Chelsea," ucap Steve Bignall, dari Mindshare Worldwide, top konsultan yang berbasis di London.

RAPBN Indonesia

Padahal ada 59 jenis iklan yang masuk, mulai dari McDonalds hingga General Motors. Walhasil dari iklan saja, SuperBowl menangguk $141,6 juta setara dengan Rp 1,4 trilyun. Bandingkan dengan Grand Prix Monaco, inti perhelatan F1, yang 'cuma' menyetor $70 juta AS. Gilanya lagi, iklan di SuperBowl itu masih sangat jauh dibanding pemasukan hak siar pay-per-view, $56 juta, yang digaet Time Warner-HBO dikala Bernard Hopkins meng-KO Oscar De La Hoya, September silam.

Jika kontrak hak siar NBA selama 6 tahun dengan ABC/ESPN dan Time Warner's TNT bernilai $4.6 milyar, maka kontrak untuk NFL 1998-2006, yang diteken Fox, ABC (Walt Disney Co.'s), ESPN, dan CBS (Viacom Inc.'s), mencapai $17,6 milyar AS atau Rp 167,2 trilyun! Sebagai komparasi, RAPBN Indonesia di 2005 adalah Rp 377 triliun, di mana Rp 123 trilyun-nya dialokasikan untuk membayar hutang. Nah, laba dari bisnis olah raga ternyata bisa 'menciptakan' negara baru!
 Frank Lampard dan Sol Campbell dibayar  Formula 1 dan Football (2): Show Me The Money!
Jenson Button dan David Beckham. Idola dua bisnis. 
Sepak bola mempunyai penggemar nomor satu di dunia, tapi tidak dari segi bisnis. Pasalnya, kontrak termahal dalam sejarah sepak bola, tiga tahun dari B-Sky-B untuk English Premier League, itu cuma sepersepuluhnya dari NFL atau $1,88 milyar AS (Rp 17,86 trilyun)! Pun di Liga Champion. Uang yang telah terkumpul di kas UEFA dari hak siar dan iklan untuk tamat Liga Champion 2004/05 di Istanbul, 25 Mei mendatang, 'cuma' mencapai 900 juta Swiss Francs setara dengan $754 juta AS (Rp 7,16 trilyun).

Kemenangan Amrik juga terjadi di arena sports-betting. Menurut Nevada Gaming Comission, uang yang berputar di ajang Super Bowl 2004 mencapai $81,2 juta AS, sedang kata Graham Sharpe dari William Hill, total uang yang beredar untuk akhir prestisius Liga Champion antara FC Porto vs AS Monaco berjumlah $ 18,8 juta AS.

Jika gebyar sepak bola dengan rekor audience-nya bisa tersaingi, apalagi F1? Apalagi kesan bahwa F1 cuma 'sandiwara' belaka atau kian boring menguat. Bahkan ada yang yakin, kala depan F1 sebentar lagi akan punah seiring dengan munculnya ajang tandingan yang lebih 'membumi', Grand Prix World Championship (GPWC) pada 2008.

"Saya tak sependapat pernyataan kala depan Formula 1 kacau. Dari studi marketing kami, Formula 1 masih berperang dengan sepak bola dan atletik menjadi olah raga nomor satu di dunia, di mana tingkat pertumbuhannya sekitar 5% per tahun. Inilah yang menciptakan kami mau bermain di Formula 1," tangkis John Howett, presiden Toyota Motorsport di sela-sela launching kendaraan beroda empat andalan tim Toyota, TF105, belum lama ini.

Betul, namanya juga bisnis! Tokoh fiktif Hollywood, Jerry Maguire, saja selalu bilang "Show Me The Money", dan orang Betawi juga punya jargon "Ada uang, kakak sayang. Nggak ada uang, kakak ya...ditendang aja!"

(foto: motorsport.com/goal/ronaldo7)

Formula 1 Dan Football (1): King Bernie Berfalsafah Sepak Bola

Oleh Slavica, istri keduanya yang orang Kroasia, ia kerap disapa Si Napoleon. Jangan salah duga, ini bukan melulu lantaran tinggi tubuhnya yang 160 cm, tapi lebih ke besarnya kekuasaan dan semangat hidupnya yang tak pernah padam. Lalu lalu, ternyata ada benarnya.
 ini bukan melulu lantaran tinggi tubuhnya yang  Formula 1 dan Football (1): King Bernie Berfalsafah Sepak Bola
Bernie: L'F1 C'est Moi.
Bernard Charles Ecclestone, lahir di Ipswich, 28 Oktober 1930, adalah owner, presiden sekaligus Chief Executive Officer (CEO) dari FOM (Formula One Management) dan FOA (Formula One Administration), dua tubuh penyelenggara F1, sehingga secara matematis F1 yakni dirinya sendiri.

Jika Raja Louis XIV pernah mendaulat dirinya L'Etat Cest Moi, negara adalah saya, maka King Bernie berhak pula bilang L'F1 C'est Moi, Formula 1 yakni aku! Dialah diktator sebuah organisasi olah raga dan bisnis dengan kekuasaan absolut. Tidak Sepp Blatter, godfather-nya FIFA, bukan pula Jacques Rogge, bos IOC (Komite Olimpiade Dunia). Seperti Napoleon, Bernie memang seorang kaisar di pentas olah raga, dalam arti sesungguhnya.

Jika Napoleon Bonaparte berjuluk Empereur des Francais, maka secara niscaya Bernie Ecclestone yakni The Emperor of Formula One. Keduanya juga punya doktrin yang seperti. Prinsip Napoleon yakni tak mau berperang jika tentaranya berperut kosong. Sedangkan falsafah Bernie: mutlak enggan menggerakkan F1 tanpa (melihat) uang.

Sejak kecil laki-laki Yahudi ini memang sudah berbakat entrepreneur dan pemuja dimensi kecepatan. Ke sekolah, ia selalu naik kereta pagi-pagi sembari membawa roti jualannya. Pulang sekolah sempat-sempatnya ia jualan kuliner lainnya, sehingga sejak kecil Bernie amat terbiasa dengan fulus, nekat potong kompas demi memendekkan tujuan hidup. Di usia 16, Bernie memilih drop-out dengan alasan semoga leluasa mencari uang untuk modal balapnya.

Kariernya di dunia balap dimulai pada 1951. Bernie sudah ikut Grand Prix Monaco pada 1958, tatkala negaranya masih berkabung atas 'Tragedi Muenchen' adalah peristiwa jatuhnya pesawat rombongan Manchester United yang banyak menewaskan para bintangnya.

Tahun bersejarah dalam kehidupan Bernie yaitu 1971. Saat itu dia membeli tim elite, Brabham, yang dipunyai juara dunia tiga kali Jack Brabham. Lalu mendirikan FOCA, yang memonopoli unit usaha truk pengangkut tiap lomba F1. Pada 1988 beliau menjual Brabham. Pada 1997 beliau menciptakan rekor dunia sebagai administrator bergaji termahal di dunia, $80 juta AS. Ditambah dengan jabatan barunya sebagai wakil presiden FIA, kekuasaan Bernie bahkan lebih luas ketimbang temannya, Max Rufus Mosley yang lalu menjadi Presiden FIA.


 ini bukan melulu lantaran tinggi tubuhnya yang  Formula 1 dan Football (1): King Bernie Berfalsafah Sepak Bola
The Emperor of Formula One.
Era kejayaan Bernie terjadi di awal 1990-an setelah mengontrol total hak siar dan komersial Formula 1. Mulai dari yang bernilai $50 AS sampai $50 juta AS tak pernah lepas dari pengamatan. Saat itu tiap F1 digelar ada 200 juta penonton di seluruh dunia. "Dia senang berargumen bahwa dua tambah dua bisa menjadi lima. Jika sudah membidik sesuatu, ia terus maju dan pantang menjilat ludahnya," kenang Nikki Lauda, yang pernah menjadi anak buahnya di Brabham.

Seperti Napoleon, beliau juga tak pernah berhenti perluasan. Sekitar 1995-96, dengan modal £54 juta Bernie berjuang membawa Formula 1 masuk di lantai bursa. Keinginan ini ditentang Uni Eropa karena F1 dianggap sebuah monopoli. Tak habis nalar, dengan 50% sahamnya di FOM, dia bikin perusahaan gres bernama SLEC, kependekan dari nama istrinya.

Bernie juga punya banyak sahabat, mulai dari tukang pasang ban, pembalap, pesohor olah raga, formasi pemain film dan aktris, sheikh, pejabat tinggi negara, wartawan hingga orang-orang yang paling manis dan tampan di dunia ini atau kalangan akil pandai sejagat. Kekuasaannya di jagat balap kendaraan beroda empat membuat banyak kepala negara merengek-rengek di hadapannya demi disetujuinya menjadi tuan rumah grand prix.

Bernie memang jenius. Ia selalu berpikiran strategis dan futuristik, penuh perhitungan, pekerja keras serta berani ambil resiko persis mirip Napoleon dikala mengendalikan 200 ribu tentaranya untuk menguasai Eropa namun selalu memperhatikan juru masak, bukan para jenderalnya.

Dia memang bahagia dengan hal yang tak terduga, yang jarang ada di pikiran orang normal. Sensasional, fenomenal, entah apa lagi kiasan yang pantas ditempelkan di dirinya. Contohnya pada 1996, dia datang-datang saja menyumbang Partai Buruh pimpinan Tony Blair sebesar £1 juta. Urung saja, Blair malu berat dan mikir akibatnya. Tak lama beliau mengembalikan lagi perlindungan gratis itu. Pada Mei 1997, partai ini memenangkan pemilu dan Blair menjadi PM Inggris gres menggantikan John Major.

Paket Sepak Bola

Usut punya usut, salah satu acara partai ini adalah pembatalan rokok di tanah Inggris dan Eropa. Formula One, yang dikala itu sedang honey-moon dengan industri tembakau, terang akan terpukul. Kalkulasinya luar biasa. Bernie bahkan berani berspekulasi mengingat dalam 20 tahun terakhir, Partai Buruh tak pernah menang dari Partai Konservatif.

Demi F1, apapun akan dilakukannya. Apalagi dikala F1 menerima tekanan dari NASCAR atau CART. "Kami tahu ada pembalap yang tertarik formula domestik Amerika itu. Tapi sesudah mereka pensiun dari F1!" ucapnya seperti menafikan karier tidak mengecewakan Jacques Villeneuve dan Juan Pablo Montoya.
 ini bukan melulu lantaran tinggi tubuhnya yang  Formula 1 dan Football (1): King Bernie Berfalsafah Sepak Bola
Roman Abramovich, jaringan gres sesama Yahudi.
Bagi Bernie, antara CART dan F1 mirip membandingkan American Football dengan sepak bola. "Cart di Eropa, ya seperti itu. Seperti mengajak orang Eropa menonton American football. Formula 1 itu yakni sepak bola. Gebyarnya lebih diterima di seluruh dunia."

Walau beliau mengaku tak tahu banyak, falsafah sepak bola ialah salah satu sumber inspirasinya. Sejak 1998, dia sudah menabrakan diri dengan sepak bola. News of The World pernah membocorkan persaingannya dengan kaisar media sesama Yahudi, Rupert Murdoch, untuk membeli Manchester United.

Kasus ini sempat menggegerkan publik F-1 dan sepak bola yang tak mengerti udang apa yang ada di balik batu? Seorang Bernie memasuki kancah sepak bola? Bos United akhirnya menutup ambisi keduanya usai ditekan fans Red Devils, pemerintah Inggris hingga dewan legislatif Eropa.

Apalagi pertempuran F1 plus Bernie vs Sky Sports memperebutkan 'trofi' Old Trafford itu, ikut menyeret nama musisi terkenal sekaligus vokalis grup band Simply Reds yang juga fan berat United, Mick Hucknall, serta rival utama Murdoch di kekuasaan media dunia, Ted Turner si pemilik CNN dan AOL Time Warner.

Selang dua tahun, Bernie merajut relasi lagi dengan Murdoch plus Silvio Berlusconi, PM Italia dan bos Media Partners untuk merencanakan menggelar European Super League, ajang tandingan Liga Champion yang 'dikutuk' UEFA. Bernie selalu melihat peluang lewat sepak bola. Kebetulan ketika itu Murdoch gres memasarkan Sky Sports sebagai susukan ekslusif Football dan Formula 1. Usul Bernie yaitu beli satu dapat dua. Nonton bola dapat siaran F1. Selain diendus UEFA dan FIFA, planning ini juga dicermati Komisi Eropa yang sikapnya terpecah dua.

Yang moderat menilai itu akan menyehatkan industri olah raga dan stabilitas ekonomi di Eropa. Golongan konservatif menolak mentah-mentah dan, mereka alhasil memang menang sebab ide ini terbentur perbedaan esensi olah raga itu sendiri. Selain kekerabatan bisnisnya dengan Murdoch dan Berlusconi, anak seorang kapten kapal pukat itu juga diyakini pernah berhubungan baik dengan Presiden FIFA Sepp Blatter, setelah ambruknya perusahaan keluarga sang bos bola sejagat, KirchMedia, pemegang hak siar TV untuk Piala Dunia 2002 dan 2006 serta F1.
 ini bukan melulu lantaran tinggi tubuhnya yang  Formula 1 dan Football (1): King Bernie Berfalsafah Sepak Bola
Bersama bos Ferrari, Presiden Ferrari, Luca Di Montezemolo.
Sampai kesudahannya muncul GPWC, yang membuat Bernie puyeng tujuh keliling beneran menjelang berakhirnya Concorde Agreement 2007. Bernie tak sudi, jika sampai GPWC yang justru bersanding dengan World Cup dan Olimpiade sebagai global audience.

Paman Gober

Sebenarnya GPWC bukan pengganggu pertama Formula 1. Pada tahun 2000 ada Premier1, perpaduan F1 dan liga sepak bola Eropa, yang digalang oleh Collin Sullivan. Namun, mirip diduga banyak kalangan, duet Max-Bernie sukses 'mematikan' kiprah ajang itu, bahkan sebelum diselenggarakan.

Lalu tamat 2004, berita A1 Grand Prix mencuat, terutama setelah dua eks pembalap F1, Alexander Yoong (Malaysia) dan juara dunia 1980, Alan Jones (Afrika Selatan), ikut bergabung. Hasilnya, Bernie menghancurkan planning para pebisnis Afrika Selatan itu. Sebenarnya portofolio GPWC lebih progresif. Mereka mengikatkan diri dengan dua kekaisaran dunia sports, FIFA (sepak bola) dan IAAF (atletik).

Di 2006, ketiganya akan bahu membahu World Cup Germany. GPWC juga 'erat' dengan konsorsium F1, Bayerische Landesbank, JP Morgan, dan Lehman Brothers yang kesemuanya merupakan perusahaan Jewish. Blue-print GPWC dirancang langsung oleh International Sports and Entertainment (iSe), konsultan bisnis terwahid di dunia yang sama-sama berbasis di Zuerich, Swiss, markas besar FIFA.

Bosnya, George Taylor, memahami sejarah F1 semenjak 1950 dan sepak terjang Bernie Si Mister E sejak 1971. Jika di F1 keuntungan yang didapat setiap tim cuma 23%, maka GPWC berani kasih "you punya barang" 80%, yang nominalnya sekitar £257 juta sehabis tiga tahun. Yang terpenting, semua tim diberi hak kontrol yang sama berpengaruh, sesuatu yang sulit di F1.

Pengalaman awal Taylor, eks karyawan McDonalds, justru di sepak bola. Dulu oleh induk semangnya, dia ditugaskan untuk mencari benefit di Liga Champion dan Piala Eropa, ajang yang kurang terkenal bagi rakyat Amerika. Di sepak bola, gerakan GPWC seperti dengan proyek sempalan G-14 atau G-18 di Liga Super Eropa. Bagaimana rasanya Liga Champion tanpa Real Madrid, AC Milan, Juventus, Bayern Muenchen dan Manchester United? Andai sama-sama bergulir, mana yang Anda prioritaskan menontonnya?

Pada Rich List People 2003 keluaran The Sunday Times, kekayaan Bernie ditaksir sekitar £2,4 milyar (Rp 41 trilyun). Timbunan uang Si Paman Gober dunia balap itu sempat turun £2,34 milyar, justru sesudah ia menciptakan rekor dunia: menjual rumahnya yang seharga $128 juta AS (sekitar Rp 1,2 trilyun), pada taipan baja asal India, Lakshmi Mittal.

Bernie "Si Qarun" punya rumah mulai dari Corsica, Gstaad, dan French Riviera serta dua jet pribadi. Sekarang kekayaannya ditaksir sekitar £4 milyar (Rp 68 trilyun). Ckckckck. Biografinya, Bernie's Game: Inside the Formula One, yang ditulis oleh Terry Lovell pada 1999 yang sampai kini masih laris keras dicari orang.
 ini bukan melulu lantaran tinggi tubuhnya yang  Formula 1 dan Football (1): King Bernie Berfalsafah Sepak Bola
Si Paman Gober tidak dikaruniai anak lelaki.
Dari perkawinannya dengan Slavica, eks model Armani yang berselisih 28 tahun dan 20 cm dengannya, Bernie dikaruniai dua putri, Tamara dan Petra. Istri keduanya ini akan diwariskan kekayaan sedikitnya £2 milyar. "Mati? Itu niscaya terjadi dan saya juga tak mau andai diberi umur 21 tahun lagi," ucap lelaki berusia 75 tahun ini coba berfilosofi.

Siapa penerus Bernie yang kompeten memutar roda F1? Sulit menjawabnya. Yang pasti, sesudah matematis, orang yang paling berkuasa sehabis Bernie adalah Max Mosley, Presiden FIA. Si mantan pengacara, politisi, pembalap dan pemilik tim ini tugasnya mengawasi, memelototi kesalahan kemudian memberi hukuman. Siapa lagi?

Barangkali ya Slavica, yang siap mengambil alih segalanya dari Si Tua Bangka Super Kaya Raya itu. Orang keempat yakni Presiden Ferrari, Luca Di Montezemolo, seorang 'kiper' yang menjaga sebuah tradisi, reputasi di bisnis otomotif. Masih ada lagi? Masih. Berikutnya barangkali baru para pimpinan tim mirip Ron Dennis (McLaren), Sir Frank William (Williams) dan lain-lain termasuk Flavio Briatore. Namun pada sabar dulu ya, kelihatannya Pak Bernie sama sekali belum merindukan alam baka.

(foto: motorsport/dailymail/is-a-cunt/skysports/willthef1journo)