Sunday, December 16, 2012

Playmaker (3): Manusia Setengah Yang Kuasa

DI DALAM buku klasik The Football Man, Arthur Hopcraft bilang cara termudah mengerti manusia, maka pahamilah orang-orang jenius di olah raga. Lionel Andres Messi ada di kuadran ini, sehingga memudahkan kita memaknai kiprahnya, kehidupannya, dengan baik.

 Arthur Hopcraft bilang cara termudah mengerti manusia Playmaker (3): Manusia Setengah DewaSensasi Messi terus melebar setiap waktu, setiap pekan. Sulit distop selama ia menari-nari di atas rumput hijau. Entah hingga kapan. Satu hal penting yang mungkin menggelitik yaitu awal mulanya. Siapa orang yang paling berjasa untuk melangkahkan kaki sang bocah ke sepak bola pertama kali? Jangan salah, Anda niscaya terkejut mengetahui fakta bekerjsama. Apakah dari 'darah' dan DNA ayahnya? Jorge Horacio Messi, ayahnya, berargumen bahwa orang itu yaitu nenek Messi sendiri. Ada juga yang berkata bahwasanya Don Salvador Ricardo Aparicio, pelatih Grandoli, sebuah klub kecil di Rosario. Semua masih samar-samar.

Argumen ini bermula alasannya adalah Aparicio-lah yang meminta pada ibu Messi agar bocah lima tahun yang dibawanya ke stadion itu dibolehkan main untuk menutup kekurangan pemain di timnya. Sang ibu, Celia Maria Cuccitti, mengajak Messi dikala menonton Rodrigo dan Matias - dua abang kandung Messi - bertanding pada liga belum dewasa. Insting sang instruktur pribadi terpengaruhi, alasannya dari kejauhan ia terus menatap bocah Messi tengah memantulkan bola ke dinding. 

 Arthur Hopcraft bilang cara termudah mengerti manusia Playmaker (3): Manusia Setengah DewaCelia Maria oke. Kostum tim eksklusif dikenakan ke tubuh kecilnya. Namun semuanya kecewa alasannya anak ini tak bisa apa-apa setiap mampu bola. Rupanya ada yang salah. Bola itu selalu dioperkan ke kaki kanannya, karena dongeng jadi beda saat bola ada di kaki kiri. Tak satupun bisa merebutnya!

Pengganti Maradona

Dia ialah the little man with the big reputation, orang kecil dengan reputasi besar. Kasak-kusuknya banyak yang tahu, kecuali mungkin bagaimana cara dia mencapai nomor wahid di dunia, atau apa satu-satunya tantangan terbesarnya.

Rosario, kota kelahiran pejuang klasik sosialis Che Guevarra, setelah itu dilanda kasak-kusuk ahli. Seorang anak yang dinantikan-tunggu telah datang. Dalam kultur sepak bola negeri tango, penantian akan Pibe, bocah pembawa mukjizat, figur hebat, yang selalu diyakini reinkarnasinya. Eduardo Archetti, seorang sosiolog, bercerita perihal budaya bola di negerinya yang selalu menantikan kedatangan El Pibe semenjak 1920-an.

Hanya seseorang yang sebelumnya memiliki julukan itu: Diego Armando Maradona. Sepak bola Argentina lahir lewat khayalan individu yang luar biasa. Pada 1928, pada kolomnya di majalah El Grafico, Ricardo Lorenzo Rodri­guez Borocoti memelopori satu monumen khusus yang hanya boleh ditulisi nama luar biasa yang ahli secara luar biasa mendribel bola.

Penantian manusia setengah ilahi juga dicurahkan secara ekpresif dalam sebuah lagu. Pada 1943 tembang berjudul "A Tango, El Sueo Del Pibe" langsung populer di tamat 1970-an tatkala seorang Diego Armando Maradona mulai santer dikenal publik. 

 Arthur Hopcraft bilang cara termudah mengerti manusia Playmaker (3): Manusia Setengah DewaPokoknya bila ada anak yang mahir dribel bola pada potrero, kawasan-kawasan tak lazim di seperti atas genteng, di anak tangga, di daerah becek maupun di permukaan agresif, ia langsung diangkat jadi figur. Jika beliau menjadi pemain reguler, panggilannya akan berubah La Nuestra alias (ia) milik kami.

Dalam prasasti tersebut, wartawan Argentina kelahiran Uruguay itu menulis: "Ini tempat bagi seorang Pibe yang berwajah lusuh, berambut awut-awutan tak pernah disisir; yang dengan kecerdasannya, daya jelajahnya, aksi tipuannya, mata meyakinkan dan berkilauan mampu menghentikan tawa orang-orang karena melihat sederetan sisa-sisa roti kemarin pada barisan gigi kecilnya."

Lagu itu tercipta 43 tahun sebelum El Diego mencetak gol cum laude sepanjang abad, gol kedua lawan Inggris di Piala Dunia 1986, lalu menakhodai Argentina menjadi juara dunia. Maka di usia 25 tahun 8 bulan itu, lahir julukan resmi: Maradona ialah Argentina, dan Argentina ialah Maradona. Bagaimana dengan Messi? Brasil 2014 yakni pertaruhannya di abad menapaki usia 27 tahun. Messi terus melangkah ke sana. "Setelah Maradona, dilema kita yakni menantikan kedatangan El Pibe penggantinya," kata Archetti pada 1990.

Well, Maradona tak akan bisa dibandingkan lagi kalau di 2014 Messi meraih sesuatu. Bahkan ia akan mengubur reputasi Maradona selamanya, mengingat 113 gelar yang telah diraihnya secara kolektif maupun individual, di klub dan timnas. Bayangkan, 113 gelar!  Yang teranyar adalah memecahkan rekor gol setahun Gerd Mueller (86 gol) yang bertahan 40 tahun. Jelas, Messi cuma satu gelar: titel Piala Dunia! Semoga dia dinaungi nasib mujur. @riefnatakusumah

(foto: trollfootball.me/livemint/pravdoruboklon.diary)

0 comments:

Post a Comment