Monday, August 17, 2015

Juventus 2015/16 (2): Banyak Pertanyaan Daripada Tanggapan

Serie A tanpa Juventus barangkali sama saja Maroon 5 tanpa Adam Levine, bahkan Rolling Stones minus Mick Jagger. Fakta ini tersaji semenjak era modern Serie A dibesut. Jangan lagi aksinya atau aktivitas calciomercato, apapun pun pernak-pernik Juventus laris dijual, muncul kegairahan.
Serie A tanpa Juventus barangkali sama saja Maroon  Juventus 2015/16 (2): Banyak Pertanyaan Daripada Jawaban
Lini tengah Juventus mirip kelapa tua yang berisikan santan terbaik.
Sepanjang sejarahnya, Juventus telah memberi nilai ekonomis luar biasa pada Italia di industri sepak bola, pasar taruhan, pariwisata, media cetak, televisi hingga sekarang ke online. Hengkangnya tiga pentolan tim juara: Andrea Pirlo, Arturo Vidal dan Carlos Tevez menjadi buah bibir se-Italia karena terjadi di ketika mereka merayakan euforia. Pembicaraan meluas karena urusan di Juve selalu berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Ada yang diuntungkan, namun banyak pula yang dirugikan. Tak ayal, Andrea Agnelli (pemilik), Giuseppe Marotta (CEO), Fabio Paratici (Direktur Transfer) dan Max Allegri menerima sorotan tajam.

Pesimis dan optimis berbaur menjadi satu. Berkaca pada sejarah secara antagonis hal ini pernah terjadi sebelumnya di masa Giampiero Boniperti dan pelatih Giovanni Trapattoni. Sesudah menyabet Liga Champion 1985, secara mengejutkan Juve melepas tiga bintang terasnya: Marco Tardelli, Paolo Rossi dan Zbigniew Boniek. Mereka digantikan Massimo Mauro, Aldo Serena, dan Michael Laudrup. Hasilnya? Scudetto didapat tapi Liga Champion terlepas.

Apakah sejarah akan terulang? "Saya termasuk orang yang tidak percaya titel juara itu disebabkan pembelian pemain. Juara diraih dari hasil proyek yang matang, organisasi yang baik, rasa mempunyai dan kepekaan dari para pemain. Tengoklah pada Gigi Buffon, Chiellini, Bonucci," sergah Marotta. Di satu kesempatan ucapannya diamini Tardelli di La Stampa dengan persepsi berbeda. "Pemain tiba dan pergi, hanya klub yang baka," tutur bekas gelandang sangar itu.

Koinsiden atau bukan, Juve telah mengamankan kontrak Buffon, Chiellini, dan Bonucci. Buffon sampai Juni 2017, Chiellini Juni 2018, kemudian Bonucci Juni 2019. Namun ketiga kontrak ini masih kalah abadi dibanding yang didapat Claudio Marchisio, yang telah bersama Bianconeri semenjak usia 6 tahun.
Serie A tanpa Juventus barangkali sama saja Maroon  Juventus 2015/16 (2): Banyak Pertanyaan Daripada Jawaban
Paul Pogba berpotensi mengisi jejak Zinedine Zidane dan Michel Platini, hero Juve dari Prancis.
Kontrak si Juventus Sejati ini berlaku sampai Juni 2020, persis sama dengan Paulo Dybala, Alex Sandro dan Simone Zaza. Mercato atau transfer pemain sulit dipisahkan dalam sepak bola. Ia yaitu supply chain di dalam inventaris klub, proses refreshing. Salah membeli atau menjual dalam sedetik, Anda mampu kehilangan nilai, kesempatan plus nambah persoalan. Namun Juventus punya cara untuk mengatasi bentrokan dilematis dan ekonomis ini. Tentu mereka yang paling tahu soal pelepasan Pirlo, Vidal dan Tevez, yang barangkali saja karena 'ke-juventusan-nya' ketiganya sudah menipis. Siapa tahu.

Peran Pogba

Problem pertama di La Vecchia Signora (Si Nyonya Besar) yang paling serius adalah kebugaran tim, buah dari perjuangan habis-habisan isu terkini kemudian. Problem kedua soal sikap mental balasan belum meratanya pemahaman budaya. Allegri sempat naik pitam pada Alvaro Morata yang menutupi cederanya saat beruji coba dengan Lechia Gdansk.

Tiba-datang ia membisu di lapangan. Baru 27 menit, ia pun ditarik keluar. "Ia memang ada dilema. Tapi berhenti di tengah permainan itu tidak benar," ucap Allegri. Peristiwa sepele itu menjadi tanda bahwa skuad belum matang. Ini pertanyaan gres bagi Allegri. Dia sudah pening sebelumnya sebab urusan cedera pemain inti dan mercato yang belum beres.

Ketika mereka amat dijagokan akan merebut titel kelima, kedua sehabis abad 1930-an, sikap mental beberapa pemain belum merata. "Pencapaian yang kemarin tak berarti apa-apa bila besok kami gagal. Para pesaing pasti bersemangat untuk merusak rekor itu," ramal Allegri. "Juventus ternyata masih membangun fondasi!" sindir harian umum Corriere della Serra melihat menumpuknya persoalan sang juara. Koran kota Milano ini bikin lapsus: kilas balik 30 tahun Juve, komparasi tim 2015 dengan tim 1985. Satu perbedaan telak diungkap, Juventus tidak punya si Nomor 10.
Serie A tanpa Juventus barangkali sama saja Maroon  Juventus 2015/16 (2): Banyak Pertanyaan Daripada Jawaban
Michel Platini, pusat kendali permainan Juve di kurun 1980-an.
Dulu ada Michel Platini. Kini? Okelah bila Buffon menapaktilasi Stefano Tacconi, kemudian Chiellini untuk Gaetano Scirea, atau Marchisio untuk Laudrup. Tapi siapa suksesor Platini? Dalam budaya calcio, tim sempurna harus memiliki 11 orang dengan tugas berlainan dan puncak rantai peranan itu ada pada konduktor permainan alias playmaker alias Si Nomor 10!

Seorang playmaker sering bertugas juga sebagai fantasista, false 9, dan biasanya beliau jadi salah satu marcatore atau pencetak gol. Bahkan sekaliber Platini atau Maradona naik kelas sebagai capocannonieri atau finisher. Adapun tugas utama dua penyerang, prima punta dan seconda punta, hanya mengikuti keadaan dengan situasi. Paul Pogba merupakan satu-satunya pemain yang berani mengungkapkan rasa kehilangan atas kepergian Vidal dan Pirlo. "Dari dua pemain hebat ini aku paling banyak mampu pelajaran," kata si gelandang Prancis. Allegri konon menyuruh Pogba untuk berguru menjadi fantasista.

Sejak usang Chiellini pun terus membisiki Pogba agar meniru gol-gol yang dibuat Vidal. "Saya coba seberapa jauh mampu," ungkap bujangan berdarah Guinea kelahiran 15 Maret 1993. Terlambat atau tidak, menarik ditunggu Pogba menapaktilasi Zinedine Zidane (1996-2001) sebagai pelakon fantasista di Juventus. Bisa jadi gosip ini paling dinantikan khalayak ramai ketimbang kegamangan Juve dan Allegri dengan sasaran trend ini.

Membangun fondasi tim dan bisnis untuk lima tahun ke depan atau merebut gelar Liga Champion dan mempertahankan titel Serie A? Ingin semuanya? Kian tinggi yang ingin dicapai, kian terjal pula tantangannya. Silakan saja.

(foto: special1s/the18/bbc)

0 comments:

Post a Comment