Saturday, February 19, 2005

Formula 1 Dan Football (1): King Bernie Berfalsafah Sepak Bola

Oleh Slavica, istri keduanya yang orang Kroasia, ia kerap disapa Si Napoleon. Jangan salah duga, ini bukan melulu lantaran tinggi tubuhnya yang 160 cm, tapi lebih ke besarnya kekuasaan dan semangat hidupnya yang tak pernah padam. Lalu lalu, ternyata ada benarnya.
 ini bukan melulu lantaran tinggi tubuhnya yang  Formula 1 dan Football (1): King Bernie Berfalsafah Sepak Bola
Bernie: L'F1 C'est Moi.
Bernard Charles Ecclestone, lahir di Ipswich, 28 Oktober 1930, adalah owner, presiden sekaligus Chief Executive Officer (CEO) dari FOM (Formula One Management) dan FOA (Formula One Administration), dua tubuh penyelenggara F1, sehingga secara matematis F1 yakni dirinya sendiri.

Jika Raja Louis XIV pernah mendaulat dirinya L'Etat Cest Moi, negara adalah saya, maka King Bernie berhak pula bilang L'F1 C'est Moi, Formula 1 yakni aku! Dialah diktator sebuah organisasi olah raga dan bisnis dengan kekuasaan absolut. Tidak Sepp Blatter, godfather-nya FIFA, bukan pula Jacques Rogge, bos IOC (Komite Olimpiade Dunia). Seperti Napoleon, Bernie memang seorang kaisar di pentas olah raga, dalam arti sesungguhnya.

Jika Napoleon Bonaparte berjuluk Empereur des Francais, maka secara niscaya Bernie Ecclestone yakni The Emperor of Formula One. Keduanya juga punya doktrin yang seperti. Prinsip Napoleon yakni tak mau berperang jika tentaranya berperut kosong. Sedangkan falsafah Bernie: mutlak enggan menggerakkan F1 tanpa (melihat) uang.

Sejak kecil laki-laki Yahudi ini memang sudah berbakat entrepreneur dan pemuja dimensi kecepatan. Ke sekolah, ia selalu naik kereta pagi-pagi sembari membawa roti jualannya. Pulang sekolah sempat-sempatnya ia jualan kuliner lainnya, sehingga sejak kecil Bernie amat terbiasa dengan fulus, nekat potong kompas demi memendekkan tujuan hidup. Di usia 16, Bernie memilih drop-out dengan alasan semoga leluasa mencari uang untuk modal balapnya.

Kariernya di dunia balap dimulai pada 1951. Bernie sudah ikut Grand Prix Monaco pada 1958, tatkala negaranya masih berkabung atas 'Tragedi Muenchen' adalah peristiwa jatuhnya pesawat rombongan Manchester United yang banyak menewaskan para bintangnya.

Tahun bersejarah dalam kehidupan Bernie yaitu 1971. Saat itu dia membeli tim elite, Brabham, yang dipunyai juara dunia tiga kali Jack Brabham. Lalu mendirikan FOCA, yang memonopoli unit usaha truk pengangkut tiap lomba F1. Pada 1988 beliau menjual Brabham. Pada 1997 beliau menciptakan rekor dunia sebagai administrator bergaji termahal di dunia, $80 juta AS. Ditambah dengan jabatan barunya sebagai wakil presiden FIA, kekuasaan Bernie bahkan lebih luas ketimbang temannya, Max Rufus Mosley yang lalu menjadi Presiden FIA.


 ini bukan melulu lantaran tinggi tubuhnya yang  Formula 1 dan Football (1): King Bernie Berfalsafah Sepak Bola
The Emperor of Formula One.
Era kejayaan Bernie terjadi di awal 1990-an setelah mengontrol total hak siar dan komersial Formula 1. Mulai dari yang bernilai $50 AS sampai $50 juta AS tak pernah lepas dari pengamatan. Saat itu tiap F1 digelar ada 200 juta penonton di seluruh dunia. "Dia senang berargumen bahwa dua tambah dua bisa menjadi lima. Jika sudah membidik sesuatu, ia terus maju dan pantang menjilat ludahnya," kenang Nikki Lauda, yang pernah menjadi anak buahnya di Brabham.

Seperti Napoleon, beliau juga tak pernah berhenti perluasan. Sekitar 1995-96, dengan modal £54 juta Bernie berjuang membawa Formula 1 masuk di lantai bursa. Keinginan ini ditentang Uni Eropa karena F1 dianggap sebuah monopoli. Tak habis nalar, dengan 50% sahamnya di FOM, dia bikin perusahaan gres bernama SLEC, kependekan dari nama istrinya.

Bernie juga punya banyak sahabat, mulai dari tukang pasang ban, pembalap, pesohor olah raga, formasi pemain film dan aktris, sheikh, pejabat tinggi negara, wartawan hingga orang-orang yang paling manis dan tampan di dunia ini atau kalangan akil pandai sejagat. Kekuasaannya di jagat balap kendaraan beroda empat membuat banyak kepala negara merengek-rengek di hadapannya demi disetujuinya menjadi tuan rumah grand prix.

Bernie memang jenius. Ia selalu berpikiran strategis dan futuristik, penuh perhitungan, pekerja keras serta berani ambil resiko persis mirip Napoleon dikala mengendalikan 200 ribu tentaranya untuk menguasai Eropa namun selalu memperhatikan juru masak, bukan para jenderalnya.

Dia memang bahagia dengan hal yang tak terduga, yang jarang ada di pikiran orang normal. Sensasional, fenomenal, entah apa lagi kiasan yang pantas ditempelkan di dirinya. Contohnya pada 1996, dia datang-datang saja menyumbang Partai Buruh pimpinan Tony Blair sebesar £1 juta. Urung saja, Blair malu berat dan mikir akibatnya. Tak lama beliau mengembalikan lagi perlindungan gratis itu. Pada Mei 1997, partai ini memenangkan pemilu dan Blair menjadi PM Inggris gres menggantikan John Major.

Paket Sepak Bola

Usut punya usut, salah satu acara partai ini adalah pembatalan rokok di tanah Inggris dan Eropa. Formula One, yang dikala itu sedang honey-moon dengan industri tembakau, terang akan terpukul. Kalkulasinya luar biasa. Bernie bahkan berani berspekulasi mengingat dalam 20 tahun terakhir, Partai Buruh tak pernah menang dari Partai Konservatif.

Demi F1, apapun akan dilakukannya. Apalagi dikala F1 menerima tekanan dari NASCAR atau CART. "Kami tahu ada pembalap yang tertarik formula domestik Amerika itu. Tapi sesudah mereka pensiun dari F1!" ucapnya seperti menafikan karier tidak mengecewakan Jacques Villeneuve dan Juan Pablo Montoya.
 ini bukan melulu lantaran tinggi tubuhnya yang  Formula 1 dan Football (1): King Bernie Berfalsafah Sepak Bola
Roman Abramovich, jaringan gres sesama Yahudi.
Bagi Bernie, antara CART dan F1 mirip membandingkan American Football dengan sepak bola. "Cart di Eropa, ya seperti itu. Seperti mengajak orang Eropa menonton American football. Formula 1 itu yakni sepak bola. Gebyarnya lebih diterima di seluruh dunia."

Walau beliau mengaku tak tahu banyak, falsafah sepak bola ialah salah satu sumber inspirasinya. Sejak 1998, dia sudah menabrakan diri dengan sepak bola. News of The World pernah membocorkan persaingannya dengan kaisar media sesama Yahudi, Rupert Murdoch, untuk membeli Manchester United.

Kasus ini sempat menggegerkan publik F-1 dan sepak bola yang tak mengerti udang apa yang ada di balik batu? Seorang Bernie memasuki kancah sepak bola? Bos United akhirnya menutup ambisi keduanya usai ditekan fans Red Devils, pemerintah Inggris hingga dewan legislatif Eropa.

Apalagi pertempuran F1 plus Bernie vs Sky Sports memperebutkan 'trofi' Old Trafford itu, ikut menyeret nama musisi terkenal sekaligus vokalis grup band Simply Reds yang juga fan berat United, Mick Hucknall, serta rival utama Murdoch di kekuasaan media dunia, Ted Turner si pemilik CNN dan AOL Time Warner.

Selang dua tahun, Bernie merajut relasi lagi dengan Murdoch plus Silvio Berlusconi, PM Italia dan bos Media Partners untuk merencanakan menggelar European Super League, ajang tandingan Liga Champion yang 'dikutuk' UEFA. Bernie selalu melihat peluang lewat sepak bola. Kebetulan ketika itu Murdoch gres memasarkan Sky Sports sebagai susukan ekslusif Football dan Formula 1. Usul Bernie yaitu beli satu dapat dua. Nonton bola dapat siaran F1. Selain diendus UEFA dan FIFA, planning ini juga dicermati Komisi Eropa yang sikapnya terpecah dua.

Yang moderat menilai itu akan menyehatkan industri olah raga dan stabilitas ekonomi di Eropa. Golongan konservatif menolak mentah-mentah dan, mereka alhasil memang menang sebab ide ini terbentur perbedaan esensi olah raga itu sendiri. Selain kekerabatan bisnisnya dengan Murdoch dan Berlusconi, anak seorang kapten kapal pukat itu juga diyakini pernah berhubungan baik dengan Presiden FIFA Sepp Blatter, setelah ambruknya perusahaan keluarga sang bos bola sejagat, KirchMedia, pemegang hak siar TV untuk Piala Dunia 2002 dan 2006 serta F1.
 ini bukan melulu lantaran tinggi tubuhnya yang  Formula 1 dan Football (1): King Bernie Berfalsafah Sepak Bola
Bersama bos Ferrari, Presiden Ferrari, Luca Di Montezemolo.
Sampai kesudahannya muncul GPWC, yang membuat Bernie puyeng tujuh keliling beneran menjelang berakhirnya Concorde Agreement 2007. Bernie tak sudi, jika sampai GPWC yang justru bersanding dengan World Cup dan Olimpiade sebagai global audience.

Paman Gober

Sebenarnya GPWC bukan pengganggu pertama Formula 1. Pada tahun 2000 ada Premier1, perpaduan F1 dan liga sepak bola Eropa, yang digalang oleh Collin Sullivan. Namun, mirip diduga banyak kalangan, duet Max-Bernie sukses 'mematikan' kiprah ajang itu, bahkan sebelum diselenggarakan.

Lalu tamat 2004, berita A1 Grand Prix mencuat, terutama setelah dua eks pembalap F1, Alexander Yoong (Malaysia) dan juara dunia 1980, Alan Jones (Afrika Selatan), ikut bergabung. Hasilnya, Bernie menghancurkan planning para pebisnis Afrika Selatan itu. Sebenarnya portofolio GPWC lebih progresif. Mereka mengikatkan diri dengan dua kekaisaran dunia sports, FIFA (sepak bola) dan IAAF (atletik).

Di 2006, ketiganya akan bahu membahu World Cup Germany. GPWC juga 'erat' dengan konsorsium F1, Bayerische Landesbank, JP Morgan, dan Lehman Brothers yang kesemuanya merupakan perusahaan Jewish. Blue-print GPWC dirancang langsung oleh International Sports and Entertainment (iSe), konsultan bisnis terwahid di dunia yang sama-sama berbasis di Zuerich, Swiss, markas besar FIFA.

Bosnya, George Taylor, memahami sejarah F1 semenjak 1950 dan sepak terjang Bernie Si Mister E sejak 1971. Jika di F1 keuntungan yang didapat setiap tim cuma 23%, maka GPWC berani kasih "you punya barang" 80%, yang nominalnya sekitar £257 juta sehabis tiga tahun. Yang terpenting, semua tim diberi hak kontrol yang sama berpengaruh, sesuatu yang sulit di F1.

Pengalaman awal Taylor, eks karyawan McDonalds, justru di sepak bola. Dulu oleh induk semangnya, dia ditugaskan untuk mencari benefit di Liga Champion dan Piala Eropa, ajang yang kurang terkenal bagi rakyat Amerika. Di sepak bola, gerakan GPWC seperti dengan proyek sempalan G-14 atau G-18 di Liga Super Eropa. Bagaimana rasanya Liga Champion tanpa Real Madrid, AC Milan, Juventus, Bayern Muenchen dan Manchester United? Andai sama-sama bergulir, mana yang Anda prioritaskan menontonnya?

Pada Rich List People 2003 keluaran The Sunday Times, kekayaan Bernie ditaksir sekitar £2,4 milyar (Rp 41 trilyun). Timbunan uang Si Paman Gober dunia balap itu sempat turun £2,34 milyar, justru sesudah ia menciptakan rekor dunia: menjual rumahnya yang seharga $128 juta AS (sekitar Rp 1,2 trilyun), pada taipan baja asal India, Lakshmi Mittal.

Bernie "Si Qarun" punya rumah mulai dari Corsica, Gstaad, dan French Riviera serta dua jet pribadi. Sekarang kekayaannya ditaksir sekitar £4 milyar (Rp 68 trilyun). Ckckckck. Biografinya, Bernie's Game: Inside the Formula One, yang ditulis oleh Terry Lovell pada 1999 yang sampai kini masih laris keras dicari orang.
 ini bukan melulu lantaran tinggi tubuhnya yang  Formula 1 dan Football (1): King Bernie Berfalsafah Sepak Bola
Si Paman Gober tidak dikaruniai anak lelaki.
Dari perkawinannya dengan Slavica, eks model Armani yang berselisih 28 tahun dan 20 cm dengannya, Bernie dikaruniai dua putri, Tamara dan Petra. Istri keduanya ini akan diwariskan kekayaan sedikitnya £2 milyar. "Mati? Itu niscaya terjadi dan saya juga tak mau andai diberi umur 21 tahun lagi," ucap lelaki berusia 75 tahun ini coba berfilosofi.

Siapa penerus Bernie yang kompeten memutar roda F1? Sulit menjawabnya. Yang pasti, sesudah matematis, orang yang paling berkuasa sehabis Bernie adalah Max Mosley, Presiden FIA. Si mantan pengacara, politisi, pembalap dan pemilik tim ini tugasnya mengawasi, memelototi kesalahan kemudian memberi hukuman. Siapa lagi?

Barangkali ya Slavica, yang siap mengambil alih segalanya dari Si Tua Bangka Super Kaya Raya itu. Orang keempat yakni Presiden Ferrari, Luca Di Montezemolo, seorang 'kiper' yang menjaga sebuah tradisi, reputasi di bisnis otomotif. Masih ada lagi? Masih. Berikutnya barangkali baru para pimpinan tim mirip Ron Dennis (McLaren), Sir Frank William (Williams) dan lain-lain termasuk Flavio Briatore. Namun pada sabar dulu ya, kelihatannya Pak Bernie sama sekali belum merindukan alam baka.

(foto: motorsport/dailymail/is-a-cunt/skysports/willthef1journo)

0 comments:

Post a Comment