Tuesday, November 9, 2004

Wajib Militer: Banyak Manfaatnya Kok!

Hubungan sepak bola dan militer dianggap kolam simbiosis-mutualisma, sebuah disiplin yang berkaitan dan kebutuhan dalam berkerjasama membela negara, mungkin ada benarnya. Buktinya sampai kini dunia masih mementaskannya meski lakonnya berbeda-beda dan terkesan pro-kontra.


Hubungan sepak bola dan militer dianggap bak simbiosis Wajib Militer: Banyak Manfaatnya Kok!
Jendral yang terobsesi sepak bola atau instruktur yang senang berteori militer sama banyaknya. Di sini, Benito Mussolini atau Kim Il-sung, mungkin sejajar dengan Ferenc Puskas atau Rinus Michels. Ini realita sejarah. Jangan heran kalau konsep militerisme masih awet dipakai di sepak bola.

Di mata mereka, korelasi sepak bola dan militer lebih dari sekadar disiplin atau ketahanan fisik. Ia juga menjadi ajang pengejahwantahan dari taktik dan seni manajemen. Konsep membela negara niscaya mirip. Ada negara yang mencantumkan wajib militer sebagai syarat utama menjadi pemain nasional. Bedanya, jika dulu jalannya diawali dari barak ke stadion, maka sekarang kebalikannya. Dari stadion kembali ke barak.

Caranya? Dengan military service atau national service alias wajib militer! Conscription, kata orang Inggris, atau Leva kata orang Italia. Dan jangan salah. Di milenium gres seperti sekarang, fenomena ini tetap ada di beberapa negara maju. Bahkan tak haram menerpa pesepak bola top-nya. Wajib militer dianggap menguntungkan periode depan si atlit sendiri.

Para pemain temperamental dan berpotongan militer seperti Craig Bellamy atau Joey Barton, amat mujur mampu lolos skrining wajib militer atau wamil lantaran syarat di United Kingdom tak seketat Italia, yang jumlah para pemain bola profesionalnya juga salah satu terbanyak di Eropa.

Bayangkan Alessandro Del Piero atau Fabio Cannavaro pun tak luput dari perekrutan leva. Pada 1995, keduanya kena wamil bantu-membantu Emiliano Bigica, Fabio Galante dan Marco Delvecchio serta atlet lainnya. Mereka menjadi penghuni barak militer di Napoli beberapa usang. Memang, Italia adalah negara Eropa terdepan yang paling ketat mewajibkan para bambino-nya masuk barak militer begitu memasuki usia 18 tahun.


Hubungan sepak bola dan militer dianggap bak simbiosis Wajib Militer: Banyak Manfaatnya Kok!
Hebohnya, tak ada perkecualian buat para pesohor Serie A-nya. Di setiap kurun niscaya terdapat formasi pemain top yang ikutan leva, wajib militer. Pada 1986, Alberigo Evani dan Roberto Baggio, yang masih berusia 19 tahun, diketahui satu angkatan masuk barak militer. Begitu juga Bernardo Corradi, Ciro Ferrara, dan Gianluca Vialli.

Seorang jurnalis dari Inggris, James Richardson, amat terkejut dikala mendapat kesempatan meliput kejadian unik itu. "Mereka tinggal bersama di sebuah barak dengan ranjang susun, genjotan fisik yang berat dan latihan menembak.Tapi alasannya adalah klub-klubnya ikut campur, mereka punya kesempatan keluar markas seminggu sekali," ujar koresponden The Guardian tadi.

Mereka disebar pada Angkatan Darat (Esercito Italiano-EI), Angkatan Laut (Marina Militare-MMI), Angkatan Udara (Aeronautica Militare-AMI), dan Kepolisian (Corpo dei Carabinieri-CC). "Perlahan-lahahan konsep wamil mulai dihapuskan. Tapi alasannya tentara Italia punya tim nasional sendiri, mereka jadi bagian dari tradisi itu," ujarnya lagi.

Pro dan Kontra

Di Korea Selatan, aturan menyatakan setiap laki-laki dan wanita usia antara 20-30, berbadan sehat dan tidak cacat, diwajibkan wamil untuk era 24-28 bulan. Bagi seorang atlit cuma ada satu cara menghindari ini, minimal dia mampu meraih perunggu di ajang Asian Games atau Olimpiade.

Kasus yang menerpa Seol Ki-hyeon sempat marak menjelang Piala Dunia 2002. Saat itu gelandang yang sekarang main di Wolverhampton Wanderers harus masuk barak. Setelah para lawyer membelanya, beruntung Ki-hyeon cuma menjalani sebulan. Itupun usai kejuaraan. Walau menempati urutan keempat, tapi prestasi Korea memang fenomenal.

Isu wamil di Israel paling menarik. Para pemain bola di sini justru ingin memulai kariernya dari pembinaan militer. Mereka berlomba-lomba memenuhi persyaratan. Kenapa bisa demikian? Itu alasannya tingginya standar militer Israel. Jujur saja, banyak atlit muda yang tak memenuhi syarat. Padahal impian ingin menjadi pemain nasional sudah setinggi langit.

Bek kiri Maccabi Haifa, Haim Migarashvilly, hingga menampik panggilan tim nasional lantaran dia tak pernah kena wajib militer. Sebuah status bergengsi jikalau berasal dari sana, sebagai golongan istimewa," papar Ronny Merhav, seorang analis militer Israel. Tak semua, memang, senang hawa militer. Beberapa diantaranya malah bisa dibilang desersi, melarikan diri, dari kewajiban. Salah satunya, John-Arne Riise (28 tahun), left-winger kesohor yang main di Liverpool. Alasan laki-laki Norwegia berbadan atletis itu terbilang klasik di periode profesional.

"Selama Anda bekerja atau bermain bola di luar negeri, secara otomatis Anda akan terhindar dari wamil. Saya yakin pihak militer akan buang-buang waktu jika menunggunya. Dan setelah Anda merantau sampai berumur 25 tahun, mereka akan mencoret nama Anda," kata Einar Baardsen, agen Riise yang sejak usia 18 sudah melanglang ke AS Monaco, sebelum bergabung di Anfield pada 2001.

Setali tiga uang juga dilakukan oleh Shefki Kuqi, striker kekar Blackburn Rovers yang juga adalah pemain nasional Finlandia. Atas jasa agennya semenjak bermain di MP Mikkeli, HJK Helsinki dan FC Jokerit, laki-laki berdarah Kosovo kelahiran 10 November 1976 ini luput menjadi tentara dadakan.

"Beruntung agen saya mengakalinya, yang membuat aku tak harus pulang. Saya kabur bersamanya dan tinggal di luar negeri," ucap bomber yang kariernya di Inggris dimulai di Stockport County, Sheffield Wednesday dan Ipswich Town itu. Jika Kuqi disebut beruntung, maka rekan senegaranya, Teemu Taino (26), malah buntung. Pasalnya gelandang Tottenham Hotspur ini menjadi pesepak bola paling sial yang kena bidikan wamil.
Hubungan sepak bola dan militer dianggap bak simbiosis Wajib Militer: Banyak Manfaatnya Kok!
Bayangkan, pada usia 16 tahun seharusnya dia sudah bergabung di Manchester United. Tapi apa daya, ayahnya justru memanggilnya pulang alasannya lebih menginginkan Tainio digembleng dulu lewat ketentaraan! Diantara negara-negara Skandinavia, Finlandia dan Norwegia memang yang paling ketat mewajibkan setiap lelakinya menjalani wajib militer.


Hubungan sepak bola dan militer dianggap bak simbiosis Wajib Militer: Banyak Manfaatnya Kok!
Tidak pandang bulu. Apakah ia artis, keturunan raja, atau pesohor olah raga. Pembalap top Formula 1 seperti Kimi Raikkonen dan Heikki Kovalainen tidak luput terkena asevelvollisuus alias wajib militer. Dua pesepak bola top yang juga pemain nasional Finlandia, Petri Pasanen (Ajax Amsterdam) dan Mikael Forssell (Chelsea) belum usang juga digembleng tentara dan harus mondok di barak berbulan-bulan.

Kebanyakan mereka beralasan lebih baik mengikuti selagi muda, badan masih bugar, ketimbang nanti gres ikut saat muka sudah peyot. Benar juga! Bakalan repot soalnya. Duh, jika begitu beruntungnya ya para pria muda di Indonesia.

(foto: deejay.it/sputniknews/itasanomat/twitter)

0 comments:

Post a Comment