Saturday, February 7, 2009

Obsesi Sang Legenda

Alexander Chapman Ferguson CBE alias Sir Alex Ferguson (SAF), yaitu kolektor medali dan trofi yang jumlahnya sulit ditiru instruktur manapun di seluruh Britania Raya, bahkan barangkali di dunia. Bicara soal kepuasan di sepak bola, barangkali sulit mengalahkan apa yang telah dirasakannya.

Alexander Chapman Ferguson CBE alias Sir Alex Ferguson  Obsesi Sang LegendaIa punya penyesalan selama 22 tahun melatih Manchester United. Artinya dari beliau berusia 45 sampai kini 67 tahun. Sekilas tak bekerjasama dengan bola. Namun baginya tetap terkait. Musik! Dan ini rada menyiksa dikenang karena menyangkut idolanya: Frank Sinatra! Di simpulan 2008, Fergie meratapi gagal menghadiri ajakan penyanyi berjuluk The Voices sekitar 10 tahun silam. Yang jadi penyebabnya sebab Manchester United kalah dari Charlton Athletic 0-1 di Selhurst Park, April 1989. 

Dia eksklusif bad mood, malas bertemu siapa saja lalu ikut rombongan bus dan pulang ke rumah. Padahal ketika itu Sinatra - yang tengah konser di London - mengundangnya bertemu. Penyesalan ini yang terbesar melebihi kegagalannya menerima Paul Gascoigne atau Paolo Di Canio. Namun sejarah juga mencatat, tanpa Gazza dan Di Canio, United tetap berjaya dan nama Ferguson ikut digdaya dua dekade lalu.

Tapi khusus Sinatra, ia mengaku kalah dan salah. Ternyata itu kesempatan satu-satunya bagi Ferguson alasannya pada 14 Mei 1998, penyanyi legendaris itu meninggal dunia. "Anda tak bisa mengalahkan Sinatra. Saya benar-benar diundang dia untuk jamuan makan di suatu malam," ungkap eks striker Queens Park, Dunfermline, Glasgow Rangers, dan Ayr United ini. Selain hebat siasat dan memotivasi, dia juga dikenal sebagai penggemar musik fanatik. Suaranya tidak mengecewakan anggun, setidaknya untuk ukuran di pesta-pesta. Di setiap program United, beliau pasti menyanyi. Apa lagunya, mudah ditebak, apalagi jika bukan lagu-lagunya Frank Sinatra.

Soal Piano

Musik jadi hal terpenting kedua sehabis sepak bola. Artinya sesudah Manchester United adalah Frank Sinatra. Sudah bukan rahasia lagi, selain Sinatra, Ferguson menyukai barisan penyanyi jadul mirip Nat King Cole, Matt Monroe, dan Dean Martin. Namun beliau juga menggemari penyanyi yang rada modern mirip Annie Lennox dan Mick Hucknall. Tatkala bernyanyi, Ferguson selalu berpikir beliau seorang penyanyi yang manis. Lagu andalan selain My Way yakni Sweet Lorraine milik Nat King Cole. Dia kerap menyanyikan lagu ini di peternakannya sambil menunggu sapi-sapinya pulang ke sangkar.

Makanya, jangan sesekali mengadu pengetahuan wacana Sinatra dan Nat King Cole dengannya. Lalu, apalagi setelah sepak bola dan musik? Barangkali ini juga banyak yang tahu. Balap kuda dan penikmat wine. Makara, tolong, jangan dianggap hidup Ferguson melulu terobsesi dengan United. Tidak. Kebun anggurnya di Skotlandia luas, dan dia juga pemilik Rock of Gibraltar, salah satu kuda balap terbaik di dunia yang bernilai 2,5 juta pound.

Gara-gara kuda ini, di 2004 Fergie pernah ribut dengan John Magnier, pemilik United terdahulu. Pasalnya, Rock of Gibraltar - yang dimiliki bareng dengan Susan, istri Magnier - dijadikan isu sekaligus dalih untuk menekan kepemimpinan anak Alexander Beaton Ferguson dan Elizabeth Hardie ini di Old Trafford Empire.

Kegemaran Fergie pada musik juga mengungguli hobi lainya: golf. Ini maklumi lantaran semenjak kecil dia dicekoki orang tuanya sebuah piano dan biola. "Tapi kini untuk main piano, kayaknya saya butuh tutor. Bukan untuk jadi jago, tapi sekedar mampu saja. Saya sudah coba berkali-kali, tapi tetap mentok!" aku laki-laki Capricorn kelahiran 31 Desember 1941 ini. Persahabatannya dengan Mick Hucknall, pentolan grup musik Simply Reds, juga menarik perhatian.

Diceritakan bahwa saat Alex Ferguson menjamu Hucknall di sebuah restoran Italia di Manchester, terjadi momen yang tak terduga. Kala itu sehari menjelang duel Liga Champion antara United dan Bayern Muenchen. Keduanya datang 15 menit sebelum restoran buka resmi. Namun 15 kemudian tiba rombongan Muenchen, yang juga telah pesan kawasan. Melihat Hucknall dan juga Ferguson, mereka bak kejatuhan bintang. Walau sadar orang bau tanah yang satu itu bakal menjadi musuh, mereka tak perduli, dan, minta berfoto bareng!

Masa Obsesif

Di luar bola, Ferguson ialah langsung yang sangat hangat. Dia sadar, hidupnya dihabiskan oleh dan untuk sepak bola, sehingga pada situasi lepas, orang akan kaget melihat humanitas orisinil Ferguson. Berbeda jauh dengan aksara kerasnya di pinggir lapangan. 

Fergie bahagia berguyon atau tertawa terbahak-bahak dengan gelas anggur di tangannya. Hucknall mengakui, selain pantas dijadikan sobat yang menyenangkan, Ferguson punya naluri besar lengan berkuasa sebagai ayah di mana saja. "Saya bangga mampu akrab dengannya sejak usang," saya penyanyi berambut kriwil itu. 

Alexander Chapman Ferguson CBE alias Sir Alex Ferguson  Obsesi Sang LegendaDi usia menuju kepala tujuh, lelaki yang lihai bergaul dan penuh perhatian ini mulai banyak mengurangi kegiatan di luar bola, kecuali yang wajib: liburan bersama Cathy Holding, perempuan anggun yang dinikahinya sejak 1966. "Ini salah satu periode di mana saya terobsesi dengan segalanya. Pulang ke rumah lewat tengah malam, tapi masih dengan segudang duduk perkara," tuturnya ikhlas.

"Saya harus terlibat apapun di klub. Maka di rumah pun aku seringkali menelpon para pemandu talenta dan staf klub. Kalau itu tetap saya lakukan, barangkali diri aku sudah rusak sejak dulu. Saya coba lepaskan itu bertahap, dan dikala itulah aku mulai membeli beberapa ekor kuda," lanjut Ferguson suatu kali pada MUTV.

Kedatangan Arsene Wenger dan meroketnya Kevin Keegan sebagai instruktur muda, mulai menjepit aneka macam ambisinya. Di sekitar 1998, ketika perseteruannya tengah memuncak, Wenger pernah menohoknya namun anggun untuk mengingatkannya dengan ucapan: "Pulanglah ke rumah dan lihatlah wajah istri anda di pagi hari!" Gayung bersambut. "Kamu memang terlalu banyak obsesi," sungut Cathy.

Sejak dikala itulah, Ferguson mengakibatkan musik, kuda, anggur, dan golf sebagai sarana liburannya. Sedikit demi sedikit beliau mulai memutar enerjinya dari Manchester United untuk itu. "Saya tidak akan termakan dengan segala sesuatu yang terjadi di Old Trafford." Sukses, uang, dan ketenaran kerapkali memang mampu mengubah adab orang.


ALEX FERGUSON dan FRANK SINATRA

I Get a Kick Out of You - Sebagai pandangan baru keributannya dengan David Beckham lewat lakon lemparan sepatu?
Send in the Clowns - Sindiran untuk Manchester City, yang selama 22 tahun, memiliki 17 manajer?
New York (e), New York (e) - Gaya calypso untuk mengelu-elukan Dwight Yorke?
Mack the Knife - Atribut untuk mantan asistennya, Steve McClaren?
My Way - Metafora dirinya (Old Reds) sebagai Sinatra (Ol' Blue Eyes).

(foto-foto:dailyrecord/bbc)

0 comments:

Post a Comment