Thursday, November 17, 2005

Konspirasi Nerazzurri & Zapatista: Bermotif Minyak Bumi?

Bumi Italia sempat bergetar pada medio 2005, dikala klub borjuis FC Internazionale Milano melaksanakan deal sosial-politik dengan Zapatista, gerakan perlawanan paling ditakuti di Meksiko. Apa yang dicari Massimo Moratti? Kenapa Javier Zanetti terlibat jauh pada urusan ini?
 saat klub borjuis FC Internazionale Milano melakukan  Konspirasi Nerazzurri & Zapatista: Bermotif Minyak Bumi?
Inter-Zapatista. Uang 5.000 dollar AS, ambulans, dan kostum orisinil milik Zanetti.
Futbol, bagi orang-orang Amerika Latin, yakni politico. Batas keduanya samar-samar. Selama tujuh turunan mereka dijejali stigma dan keyakinan ini didasari dogma, melalui fakta, dan memakai realitas bahwa dari sepak bola suatu pemerintahan bisa jatuh dan sebuah rezim bisa pula langgeng.

Sedikit contoh, rezim Jorge Videla terselamatkan dari amuk massa usai Argentina jadi juara dunia 1978. Di Brasil, pada 2002 pemerintahan Fernando Cardoso sempat digoyang karena sang presiden dianggap tak mampu menekan instruktur Luis Felipe Scolari untuk memanggil bintang gaek kesayangan rakyat, Romario Faria, menjelang Piala Dunia 2002.

Lalu dikala seorang jenius berjulukan Marinus Jacobus Hendricus Michels memakai prinsip itu secara simpel ke dalam strategi totaal voetbal, risikonya juga ada. Ajax dan De Oranje dengan mutlak menguasai daratan Eropa di kala 70-an. Ia dianggap jenderal beneran sesudah mengucap 'sepak bola yaitu perang!'

Di Inggris, ibu sepak bola modern, sampai kini falsafah supermanajer Liverpool, Bill Shankly, masih banyak dianut. "Football is more important than life and death to you and, I said, listen, it's more important than that!" katanya pada program talk show Live from Two di Granada Television, 1981.

Setelah dilanda tekanan selama 90 menit lebih, emosi Sir Alex Ferguson langsung tumpah dengan berkata, 'Football, bloody hell!' Ia marah tapi bangga melihat gol Teddy Sheringham dan Ole-Gunnar Solskjaer baru tiba di menit ke-91 dan 93 pada Battle of Camp Nou, Mei 1999 kontra Bayern Muenchen.

Jauh sebelumnya, Inggris pernah kena imbas dahsyat politisasi sepak bola. Lima hari usai Inggris tersingkir di Piala Dunia Meksiko, kekuasaan PM Harold Wilson roboh. Rakyat tak mengampuni mengingat sebagai juara bertahan Inggris kalah 2-3 dari Jerman, si musuh besar, pada perempatfinal di Estadio Guanajato, Leon, 14 Juni 1970.

Bisa jadi, bersandar dari gumpalan sejarah tadi, seorang Javier Zanetti mencoba merajut mimpi besar di kurun depan: jadi politikus. Karena ia salah satu orang berpengaruh di klub, il capitano Inter, ia rada leluasa menggapai obsesinya. Tak ada yang tahu bahwa lelaki berzodiak Leo kelahiran 10 Agustus 1973 ini seorang yang berjiwa revolusioner.

Emosi Zanetti terganggu sehabis markas Zapatista diserbu tentara Meksiko, April silam, lewat pertempuran sengit yang memakan banyak korban. Bayangkan, tanpa sungkan beliau mengupas bencana itu pada beberapa rekan senegaranya di kamar ganti Stadion Giuseppe Meazza.

Kiprah Moratti
 saat klub borjuis FC Internazionale Milano melakukan  Konspirasi Nerazzurri & Zapatista: Bermotif Minyak Bumi?
Javier Zanetti dan istri mengedepankan sosio-kultur.
Selang beberapa hari, laki-laki bernama El Pupi ini menyuruh istrinya, Paula, mengirim wesel sebesar US$2.500 untuk membantu rehabilitasi Villa Zinacantan yang hancur lebur. Zanetti juga minta santunan sopan santun pada Esteban Cambiasso, Kily Gonzalez, dan Julio Cruz, yang sepaham dengannya.

"Kami percaya pada dunia yang lebih baik, yang tak tersentuh globalisasi, yang kaya akan perbedaan budaya dan budbahasa-istiadat semua orang. Itulah mengapa kami mendukung anda yang terus berjuang mempertahankan akar budaya dan idealisme," begitu isi pernyataan yang juga dipaketkan.

Kasak-kusuk empat Argentina ternyata diendus Bruno Bartolazzi, seorang petinggi Inter. Bila orang ini tahu, berarti keputusan si bos besar tinggal menunggu waktu. Benar saja. Usai isu terkini 2004/05, Moratti memanggil Zanetti untuk menyampaikan hasratnya. Yang terjadi lalu, biasa terjadi. Ide dari anak buah, namun reputasi milik si bos.

Juni 2005, rombongan Bartolazzi dan Zanetti yang ditemani istri masing-masing bertolak ke Meksiko. Dalam sebuah seremoni kecil di Caracol de Oventic, Inter dan Zapatista memulai kerja samanya. Selain uang 5.000 dollar AS, sebuah ambulans, dan kostum asli milik Zanetti bernomor 4, kubu Nerazzurri juga membawa plakat yang ditandatangani Moratti. Namun, yang paling menarik bagi para pejuang Zapatista adalah paket peralatan sepak bola dari bola kaki sampai kostum.

"Kami membaca serangan ini dari koran-koran Meksiko. Bantuan ini tak seberapa, yang lebih penting ialah atensi kami pada anda semua. Pokoknya Inter tak hanya main di PlayStation atau komputer," tutur Bartolazzi dalam pesan untuk Subcomandante Insurgente Marcos, orang yang paling dicari-cari pemerintah Meksiko.

"Kami telah katakan pada mereka, masyarakat di Eropa dan serpihan dunia lainnya, agar mendukung demokrasi dan Zapatista. Seperti di sepak bola, seringkali yang kecil mampu mengalahkan yang besar," lanjut Bartolozzi, yang ucapan terakhirnya ini kelak akan diolah Marcos, sang komandan.

Subcomandante Marcos adalah julukan untuk capo kelompok Ejercito Zapatista de Liberacion Nacional (EZLN), yang memperjuangkan hak-hak otonomi, wanita, demokrasi kaum Indian, penduduk orisinil Meksiko melawan neoliberalisme ekonomi dunia yang secara membabi buta mengeksploitasi sumber daya bumi Meksiko.

"Saudara-saudara Italia-ku, supaya kalian mencapai sukses besar dalam kampanye olah raga seperti ini," balas Marcos dalam sebuah surat yang dibacakan utusan EZLN. Perkembangan yang menarik yakni ketika ia melaksanakan korespondensi dengan Moratti secara panjang lebar. Siapa bergotong-royong Marcos?

Berlusconi dan Bush
 saat klub borjuis FC Internazionale Milano melakukan  Konspirasi Nerazzurri & Zapatista: Bermotif Minyak Bumi?
Hasil dari paket tunjangan Inter kepada bawah umur Indian Zapatista.
Menurut sumber intelijen Meksiko, dia yaitu Rafael Sebastian Guillen Vicente, seorang profesor filsafat dari Universidad Nacional Autonoma de Mexico (UNAM). Ia dikenal juga sebagai penulis puisi dan orator ulung serta berciri khas selalu merokok dengan pipa. Wajahnya tak pernah terlihat terang alasannya selalu menggunakan balaclavas, penutup muka, dan selalu menyandang senapan serta tinggal di hutan-hutan.

Karena dia orang berakal, maka strateginya pun pasti setuju punya. Banyak media-media di Meksiko disinyalir pro-Marcos. EZLN punya network dengan sejumlah oposan terkenal untuk melawan kapitalisme dan antiglobalisasi mirip IRA dan Basque. Namun, jalinannya dengan kapitalis Moratti bikin orang bertanya-tanya. Siapa memakai siapa?

"Dunia sepak bola terus berevolusi. Namun, suatu ketika nanti ia tak lagi jadi industri atau perusahaan, tapi akan kembali ke sebuah permainan memikat yang pernah dibentuk untuk mengikuti perasaan anda," kata Marcos dalam suratnya pada Don Massimo. "Sepak bola telah menjadi sarana penting untuk tujuan penting. Ia seperti melawan kemapanan, dipenuhi kejutan. Setiap revolusi dimulai dari kotak penalti sendiri dan diakhiri di gawang lawan," balas Moratti, setengah berfilsafat.

Marcos dan Moratti oke Inter dan Zapatista akan melakukan dua kali pertandingan persahabatan. Di Italia, Marcos minta digelar di Roma, sedang di Meksiko ia telah menyiapkan Stadion UNAM. "Wah, aku bahagia sekali. Saya siap main di sini atau di sana," komentar Zanetti waktu itu.

Yang lucu dari isi surat tersebut ialah permintaan Marcos semoga Inter jangan lupa membawa banyak bola karena bola yang ada sudah pecah semua balasan sepatu-sepatu lars kami. Il Coomandante Marcos juga ingin Moratti oke dengan penunjukan Diego Maradona jadi wasit, Jorge Valdano dan Javier Aguirre, eks instruktur nasional Meksiko, sebagai asisten wasit serta legenda Brasil, Socrates, sebagai wasit cadangan.

Walau misinya jelas, mendirikan kampus sepak bola Inter di Meksiko, namun terus jelas gerakan Moratti ini sempat meresahkan deputi kantor PM Italia Silvio Berlusconi. Si pemilik AC Milan ini memegang nota kerja sama ekonomi dan terikat beberapa pakta bisnis antara pemerintah Italia dan Meksiko. Di sisi lain publik Italia pun tahu Moratti yakni baron minyak numero uno.

Serunya lagi, memang perut bumi Chiapas, di selatan Meksiko itu, dikenal berisi kandungan minyak yang potensial selama puluhan tahun! Media massa di Italia pun merasa kecolongan. Namun kehebohan akbar menerpa pemerintah Meksiko dan AS sehabis majalah The Christian Science Monitor memuat artikel It Will All Be Made Clear in the Next Zapatista Memo pada 2 Agustus 2005.

Lewat pemeriksaan langsungnya, Hugh Dellios, juga menulis artikel Masked Rebel Leader Has a New Cause in Mexico di koran Chicago Tribune pada 14 Agustus 2005 seraya memuat isi surat Moratti kepada komandan Marcos yang bocor. Konon Presiden George Walker Bush, yang moyang keluarganya pengusaha minyak, merasa tersinggung, hingga-sampai beliau membahas khusus agresi Inter, Moratti, dan Zanetti di Meksiko dengan Berlusconi dan Presiden Vicente Fox. Tidak di mana-mana, asal ada anyir duit, orang-orang penting pun mendekat dan mengendus.

(foto: laaficion/sempreinter/inter)

0 comments:

Post a Comment