Thursday, October 15, 2015

Harga Skuad Memilih Juara

Liga Champion identik dengan kepastian, kemapanan. Hanya klub sukses, bahkan paling sukses; klub kaya, kalau perlu terkaya yang pantas menjuarainya. Analogi ini boleh jadi keterlaluan, namun ada dasarnya.

 kalau perlu terkaya yang pantas menjuarainya Harga Skuad Menentukan Juara
Apakah Anda masih ingat kejutan terbesar di Liga Champion, dikala sebuah tim yang tak favoritkan mampu menjuarainya? Pada 1986, Steaua Bucuresti mengalahkan Barcelona dengan adu penalti. Pada 1991, Crvena Zvevda alias Red Star juga menang berkelahi penalti dari Olympique Marseille. Pada 1997 Borussia Dortmund mengatasi Juventus. Setelah itu?

Tentu masih banyak lagi, baik sebelum dan sesudahnya. Tapi tetap saja, namanya kejutan lebih kecil probabilitasnya dibanding yang semestinya. Menanti kejutan adalah sisi paling misterius di sepak bola. Sayangnya Liga Champion gampang diprediksi, terutama saat memasuki sesi perdelapanfinal hingga akhir. Apa yang menjadi penyebab utamanya?

Paling terdepan alasannya adalah nilai skuad di klub itu sendiri. Real Madrid (2014), Barcelona (2015), serta Bayern Muenchen (2013) ialah triumvirat mahsyur nan legendaris di Eropa yang menjadi juara di tiga demam isu terakhir. Catat, ketiganya merupakan klub dengan skuad termahal di dunia. Jika mau ditambah, dua di bawahnya lagi ialah Chelsea dan Manchester City.

Menurut situs Transfermarkt, skuad Real Madrid bernilai 718,80 juta euro atau setara dengan Rp 10,80 trilyun. Disusul oleh Barcelona 657,50 juta euro (Rp 9,9 trilyun), Bayern Muenchen 617,68 juta euro (Rp 9,3 trilyun), dan Chelsea 542,50 juta euro (Rp 8,1 trilyun). Terdekat dengan Chelsea adalah Manchester City senilai 514,50 juta euro atau sekitar Rp 7,75 trilyun.

Kecuali Manchester City, keempat klub di atas ialah kampiun Liga Champion di lima isu terkini terakhir: Barcelona (2011 dan 2015), Chelsea (2012), Bayern (2013), dan Real Madrid (2014). Ada alasan lain yang menguatkan kepantasan mereka? Tentu. Bukankah para pemain mahal mereka mengkonfirmasi kelebihan dalam mengkreasi ilham di permainan?

Dalam cakupan lebih luas, sampai 2010 Bayern, Barca, dan Real mengokupasi 15 dari 24 posisi semifinal (62,5 persen). Ini sebuah dominasi yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Liga Champion. Besar saldo klub atau tingginya tagihan gaji dianggap menjadi pemicu kesuksesan paling positif di Liga Champion ketimbang di liga domestik.

"Walau tak ada garansinya, namun hadiah terbesar di simpulan kompetisi selalu ada di Liga Champion, bukan di liga domestik," kata Presiden Bayern, Karl-Heinz Rummenigge pada 2013, dikala kejutan di babak signifikan masih banyak terjadi. Namun kini, pandangan itu mulai berubah. Statistik semakin menjelaskan garansi sukses di liga domestik dan Liga Champion.

Kasus PSV
 kalau perlu terkaya yang pantas menjuarainya Harga Skuad Menentukan Juara
Tiga superstar lapangan hijau yang bernilai jual paling tinggi.
Musim ini posisi Atletico Madrid dalam tabel nilai skuad turun cukup dalam. Penyebabnya mereka tak lagi membeli pemain mahal sehingga tagihan gajinya berkurang. Namun sebagai ganjarannya, kreasi ide permainan atau potensi kemenangan jadi menciut. Prestasi pun mengkerut. Pada enam tahun terakhir, ada 18 klub yang menembus semifinal.

Namun semenjak Florentino Perez mendatangkan Cristiano Ronaldo pada 2009 senilai 94 juta euro, sekaligus mentahbiskan klubnya sebagai Los Galacticos, terjadi penyusutan di mana hanya 11 klub yang sukses menembus empat besar Liga Champion. Setelah usianya bertambah enam tahun, nilai Ronaldo kini malah membubung menjadi 120 juta euro.

Gabungan nilai Ronaldo ditambah Lionel Messi, yang juga ditaksir sama 120 juta euro, sebesar 240 juta euro setara dengan 20 klub akseptor Liga Champion animo ini (lihat tabel Harga Skuad). Akumulasi atau konsentrasi bakat selalu menaikkan posisi klub pada kuadran yang seharusnya. Jangan harap dengan membeli pemain murah dan bergaji kecil, mereka akan naik kelas.

Prestasi di Liga Champion tiba dari efek seperti itu. Lihatlah masalah PSV Eindhoven. Pada kurun 1980-an hingga awal 1990-an, mereka klub papan atas Eropa yang karenanya meraih puncak prestasi dengan titel di 1988. PSV selalu ditaburi bintang mahal dengan honor tinggi. Mulai dari Ruud Gullit, Ronald Koeman, Romario Faria sampai Luiz Ronaldo.

Memasuki tahun 2000-an, PSV mulai memasuki kala stagnasi, yang hingga di dekade kedua ini belum mampu juga bersaing di Eropa. Penjualan beruntun Arjen Robben, Ruud van Nistelrooij, Mateja Kezman, Mark van Bommel, Park Ji-sung, Kevin Strootman, Georginio Wijnaldum sampai Memphis Depay langsung meruntuhkan dominasi dan kuadran mereka.

PSV terlalu berat untuk me-restart skuadnya yang menjadi sumber kesulitan untuk mampu bangkit lagi di Eropa. Hal yang sama terjadi pada Ajax setelah kurun emas di tangan Louis van Gaal di pertengahan 1990-an serta generasi Wesley Sneijder di awal 2000-an. Imbasnya, generasi penggemar bola yang kini tidak lagi menoleh kehebatan mereka mirip dulu.

Memelihara sejarah dan tradisinya, menjaga konsistensi dan posisinya menjadi kelebihan Real Madrid, Barcelona serta Bayern Muenchen di level Liga Champion. Sementara yang lain di bawah mereka. Ada yang memulai bangkit lagi mirip Manchester United atau Juventus, ada yang mengecil putaran bisnisnya mirip PSV, Ajax, Porto, dan seterusnya.

BINTANG TERMAHAL/KLUB (dalam juta euro)

Nama
Nilai jual
Lionel Messi (Barcelona)
120
Cristiano Ronaldo (Real Madrid)
120
Eden Hazard (Chelsea)
70
Sergio Aguero (Manchester City)
60
Paul Pogba (Juventus)
55
Thomas Mueller (Bayern Muenchen)
55
Alexis Sanchez (Arsenal)
55
Angel Di Maria (Paris Saint-Germain)
55
Koke Merodio (Atletico Madrid)
50
Wayne Rooney (Manchester United)
40
Hulk Givanildo (Zenit Saint-Petersburg)
37
Alexandre Lacazette (Olypimque Lyon)
30
Ricardo Rodriguez (Wolfsburg)
28
Radja Nainggolan (AS Roma)
27
Nicolas Gaitan (Benfica)
27
Enzo Perez (Valencia)
25
Andriy Yarmolenko (CSKA Moskva)
24
Alex Teixeira (Shakhtar Donetsk)
23
Lars Bender (Bayer Leverkusen)
22
Roman Eremenko (CSKA Moskva)
20
Evgen Konoplyanka (Sevilla)
20
Granit Xhaka (Borussia Moenchengladbach)
20
Yachine Brahimi (FC Porto)
18,5
Fernando Muslera (Galatasaray)
17
Jetro Willems (PSV)
10
Roberto Jimenez (Olympiakos)
8
El Arabi Hillel Soudani (Dinamo Zagreb)
5
Moses Simon (KAA Gent)
4
Eren Zahavi (Maccabi Tel Aviv)
3
Magnus Wolf Eikrem (FC Malmoe)
2
Fexi Kethevoama (FC Astana)
2
Denis Polyakov (BATE Borisov)
1,6

HARGA SKUAD (dalam juta euro)

Klub
Nilai Total
REAL MADRID
715,5
BARCELONA
657,5
BAYERN MUENCHEN
559,1
CHELSEA
531,75
MANCHESTER CITY
480,85
PARIS SAINT-GERMAIN
403,65
ARSENAL
402
JUVENTUS
388,1
MANCHESTER UNITED
377,25
ATLETICO MADRID
340,5
VALENCIA
262,5
ROMA
258,6
WOLFSBURG
205,65
ZENIT ST-PETERSBURG
190,4
BAYER LEVERKUSEN
189,15
SEVILLA
172
OLYMPIQUE LYONNAISE
170,6
PORTO
165,6
BENFICA
153,3
CSKA MOSKVA
152,65
BORUSSIA MOENCHENGLADBACH
144,4
SHAKHKTAR DONETSK
140,1
DYNAMO KYIV
123,25
GALATASARAY
123,25
PSV EINDHOVEN
96,3
OLYMPIAKOS
88,5
DYNAMO ZAGREB
48,25
KAA GENT
47,9
MACCABI TEL AVIV
21,55
MALMOE
20,8
BATE BORISOV
18,2
ASTANA
14,5

(foto: sportcabal/deportes.elpais)

0 comments:

Post a Comment